Nono Purnomo

Nono Purnomo lahir di Cirebon 27 Nopember 1976, lulus S1 Pendidikan Biologi UNESA (2001) dan Lulus S2 Pendidikan Sains UNESA (2014). Penulis aktif dalam ke...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengingat Kembali Tentang Multiple Intelligences

Mengingat Kembali Tentang Multiple Intelligences

Kali ini saya ingin mengingatkan kembali, kepada diri sendiri dan rekan-rekan pengajar dan pendidik tentang Multiple Intelligences (kecerdasan majemuk) yang dimiliki oleh para pelajar kita. Kecerdasan majemuk yang memberikan informasi bahwa tiap orang yang memiliki kecerdasan tersebut, dan salah satunya dapat diasah sehingga menjadi bakat yang mampu menopang kemampuan hidupnya di dunia nyata setelah dari dunia sekolah.

Menurut Dr. Howard Gardner, profesor pendidikan dari Universitas Harvard, disampaikan bahwa kita tidak hanya memiliki “satu” kecerdasan, tetapi ada kurang lebih 8 kecerdasan. Saya sendiri merasa kita mungkin memiliki lebih banyak lagi kecerdasan lain yang belum tergali secara ilmiah dan masih belum tereksplore. Dan setiap kecerdasan sama pentingnya untuk mendapat kesempatan di tingkatkan potensinya secara optimal.

Menengok anak-anak didik kita yang ada di dalam kelas yang berjumlah sekitar 30 siswa, saya meyakini mereka memiliki macam kecerdasan yang bervariasi. Dan Agar kita bisa optimal menggali kecerdasan yang mereka miliki, mari kita ingat kembali delapan kecerdasan tersebut. Kemudian kita berupaya memberikan rancangan pembelajaran yang tepat, dan berusaha mengakomodir semua kecerdasan majemuk itu.

Delapan Kecerdasan dan Tokohnya

Pertama, kecerdasan linguistik (bakat berbahasa). Merupakan kemampuan dalam hal menulis atau berbicara secara fasih. Sebagian orang agaknya memang dianugerahi bakat bahasa, mereka bisa menulis dan membaca dengan baik. Mereka memiliki kecerdasan linguistik yang baik, dan tahukah anda kawan para kompasioner sejatinya anda semua termasuk di dalamnya. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain; Winston Churchill, Abraham Lincoln, Shakespeare, Darwis Tere Liye, Habiburrahman El Shirazy, Andrea Hirata, Asma Nadia, dan lain-lain.

Kedua, kecerdasan Matematis/Logis (Bakat dengan matematika, logika dan sistem). Merupakan kemampuan dalam menangani angka dengan baik dan berpikir logis. Ilmuwan, Insinyur dan Akuntan biasanya menunjukkan kecerdasan ini. Saya masih percaya di antara kompasioner ada yang berprofesi sebagai akuntan atau seorang insinyur atau bahkan anda ilmuwan. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain; BJ Habibie, Albert Einstein, Stephen Hawking, Isaac Newton, dan lain-lain.

Ketiga, kecerdasan Visual/Spasial (Bakat Visual). Merupakan kemampuan dalam menvisualisasi rupa. Membayangkan sesuatu dalam mata pikiran. Desainer, arsitek, dan seniman yang menggunakan kecerdasan ini. Bisa jadi anda juga pernah menggunakan kecerdasan ini dalam menentukan arah, navigasi atau menggambar dengan baik. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain; Picasso, Cristoper Columbus, Affandi, Basuki Abdullah, dan lain-lain.

Keempat, kecerdasan Musikal (bakat Musik). Merupakan kemampuan dalam menciptakan dan menafsirkan musik serta menjaga suatu Irama. Saya punya keyakinan kita semua sebagian besar memiliki kecerdasan musikal dasar yang baik, sebagai contoh berapa banyak syair lagu yang anda kuasai tanpa dihafal, hanya dengan menikmati dendangan lagu anda sudah menguasai syairnya. Banyak juga pelajar yang ditemani alunan musik saat belajarnya dan kata mereka materi yang dipelajari bisa masuk dalam otaknya. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain; Mozart, Rhoma Irama, Leonard Berstein, Louis Amstrong, dan lain-lain.

Kelima, kecerdasan Fisik. Merupakan kemampuan dalam melakukan gerakan-gerakan bagus, berlari, menari, membangun sesuatu. Semua seni dan hasta karya menggunakan kecerdasan ini. Banyak sekali orang yang berbakat secara fisik dan “terampil menggunakan tangan” tidak menyadari bahwa mereka menunjukkan bentuk kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan yang terkadang dilihat dan nilai sebelah mata namun sejatinya kecerdasan yang sama nilainya dengan kecerdasan lain. Tampaknya kecerdasan ini saling terkait dengan kecerdasan visual. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain; Charlie Chaplin, Leonal Messi, Ronaldo, Bambang Pamungkas, Evan Dimas, dan lain-lain.

Keenam, kecerdasan Inter-Personal (bakat sosial). Merupakan kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik dan mudah bergaul. Banyak orang yang memiliki kemampuan hebat membuat orang lain merasa nyaman, membaca reaksi orang, dan bersimpati pada orang lain. Politikus, pemimpin, guru, dan orang tua yang baik dapat menggunakan kecerdasan ini yang penting dalam kendali emosi sosial. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain Bung Karno, Martin Luther King, J.F Kennedy, dan lain-lain.

Ketujuh, Kecerdasan Intra-Personal (bakat kendali batin). Merupakan kemampuan dalam melakukan analisis diri dengan tenang dan obyektif. Hal ini dapat digunakan untuk memahami perasaan dan perilaku sendiri. Kecerdasan ini dapat digunakan untuk melakukan untuk menciptakan rencana dan tujuan pribadi dan untuk mempelajari kesuksesan dan kegagalan kita sebagai panduan untuk perbaikan pada masa mendatang. Tokoh dengan kecerdasan ini antara lain Al Ghazali, Ibnu Sina, Socrates, Freud, Bertrand Russell, dan lain-lain.

Kedelapan, Kecerdasan Naturalis. Merupakan kecerdasan mengenali unsur-unsur dunia alami, hidup selaras dengan alam dan menggunakannya secara produktif. Ahli Botani, Biologi, dan lingkungan hidup menampilkan kecerdasan ini. Tokoh dengan kecerdassan ini antara lain Charles Darwin, David Atten borough, E.O Wilson, Dwidjoseputro, dan lain-lain.

Dari kedelapan kecerdasan di atas hal penting yang patut digarisbawahi adalah bahwa semua kecerdasan itu bernilai sama. Dengan memandang semua kecerdasan tersebut sama nilainya, maka sebagai pendidik kita mencoba untuk memahami dan menggalinya menjadi “potensi optimal” pada tiap anak didik kita yang memiliki kecerdasan tersebut.

Bagaimana caranya? Tentunya dengan memberikan semua peluang dan kesempatan ke delapan kecerdasan itu untuk ditampilkan secara optimal. Ini tantangan bagi para guru dan pendidik kita, bagaimana merancang pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kecerdasan ini. Sebab selama ini yang kita lihat di sekolah lebih banyak mengajarkan mata pelajaran melalui kecerdasan linguistik dan matematis/logis. Hasilnya sudah dapat kita tebak sebagian pelajar kita yang berhasil (baca;pintar) di sekolah terkadang tidak berhasil optimal di dunia nyata. Kalah dengan mereka yang prestasinya biasa-biasa saja. Bisa jadi mereka yang berprestasi biasa-biasa, saat di sekolah tidak hanya mengembangkan kecerdasan linguistik dan matematis saja yang jadi “Pakem”nya sekolah, tetapi mereka mampu menggali dan mengoptimalkan Kecerdasan yang lain secara MANDIRI (Baca: tanpa keterlibatan sekolah).

Dengan melihat kondisi seperti itu, dan para pendidik semua sudah mengingat kembali kecerdasan ganda yang ada, mari memulai untuk menggali potensi optimal kecerdasan lain untuk dieksplore agar anak didik kita mampu mengaktualisasikannya di sekolah maupun nanti saat di perlukan di dunia nyata. Semoga!!!

Nono Purnomo

Jumat, 13 Januari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post