Nono Purnomo

Nono Purnomo lahir di Cirebon 27 Nopember 1976, lulus S1 Pendidikan Biologi UNESA (2001) dan Lulus S2 Pendidikan Sains UNESA (2014). Penulis aktif dalam ke...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERENUNGI SURAT DARI TAHUN 2070

MERENUNGI SURAT DARI TAHUN 2070

Saya tidak pernah bosan membacanya, meskipun berkali-kali. Bacaan ini sungguh membuat diri ini merenung dan merasakan keprihatinan. Ya…isi surat itu, dari tahun 2070. Membuat setiap orang yang mau merenungkannya akan merasakan rasa syukur tiada terkira dan akan berusaha berbuat yang terbaik demi kelestarian alam ini dan sumber mata air di dunia yang kita singgahi. Saya yakin sudah ada yang pernah membacanya. Mari kita kembali membaca lagi, merenungkannya kembali, menelusuri bersama-sama isi surat ini agar kita lebih peduli lagi dengan dunia yang kita tempati dan demi anak cucu kita nanti;

SURAT DARI TEMAN TAHUN 2070

Saya baru berusia 50 tahun tapi penampakan saya seperti orang yang telah berumur 85 tahun. Saya menderita masalah ginjal yang serius karena saya tidak cukup meminum air. Saya takut tidak dapat hidup lebih lama lagi. Saya merupakan orang yang paling tua didalam masyarakat ini.

Saya teringat saat saya masih berumur 5 tahun. Segala sesuatu amat berbeda. Terdapat banyak pepohonan ditaman.Rumah yang nyaman dengan kebun yang indah dan dapat menikmati mandi menggunakan air mancur selama berjam-jam.

Sekarang kami menggunakan handuk dan minyak mineral untuk membersihkan kulit kami. Sekarang kami harus merawat kepala kami agar tetap sehat tanpa menggunakan air.

Dulu ayah kami mencuci mobilnya dengan menggunakan selang dan air kran. Sekarang anak-anak kami seolah tidak percaya mengapa dulu kita menyia-nyiakan air. Saya teringat pada masa itu peringatan “Lestarikan Air” dalam bentuk poster-poster dan peringatan dari radio dan TV.

“Jangan Membuang-buang Air”

Tapi tidak ada orang yang menaruh perhatian, semua berpikir bahwa air tidak mungkin habis. Sekarang semua sungai, danau, dam/bendungan, dan air tanah kering dan terkontaminasi.

Industri hamper berhenti sama sekali dan pengangguran mencapai angka yan amat dramatis. Pabrik-pabrik penawaran air adalah satu-satunya sumber tenaga kerja dan pekerja memperoleh imbalan dalam bentuk air minum.

Banyak orang menjarah air ditempat yang sepi. Dan itu merupakan hal biasa. 80% makanan kami adalah sintetik.

Sebelumnya kita dianjurkan meminum 8 gelas air sehari bagi orang dewasa. Sekarang kita hanya diperbolehkan meminum ½ gelas sehari. Kami sekarang harus menggunakan pakaian sekali pakai. Dan hal ini akan meningkatkan jumlah sampah.

Kami sekarang menggunakan tanki antiseptic, karena proses pengolahan limbah tidak dapat berjalan karena ketiadaan air.

Penampakan luar populasi sangat mengerikan, berkerut, tubuh kurus karena mengalami dehidrasi, tubuh penuh luka karena radiasi ultraviolet, sekarang lebih kuat tanpa selubung pelindung dari lapisan ozon. Kanker kulit, infeksi saluran pencernaan dan saluran kencing merupakan penyebab utama kematian.

Karena kekurangan air kulit anak-anak menjadi kering, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Air tidak dapat dibuat karena oksigen juga mengalami penurunan sebab tidak adanya pepohonan dan vegetasi. Kapasitas intelektual generasi baru sungguh lemah.

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.

Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.

Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.

Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.

Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.

Dia bertanya:

Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang?

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku…

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga!

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi …Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

(Artikel ini dipublikasi di majalah “Crónica de los Tiempos” April 2002)

Semua itu belum terjadi, kita belum terlambat. Isi surat itu sindiran bagi kita semua untuk lebih peduli menjaga lingkungan dan alam sekitar kita terlebih sumber mata air yang ada dibumi ini. Save our Earth!!! Demi anak cucu kita nanti!!!

Nono Purnomo

Sabtu, 18 Februari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post