Malam ini sabtu 19 Juni 2021 di pendopo rumah rakyat telah dilangsungkan kegiatan dzikir akbar yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam rangka memperingati HUT 103 Kota Mojokerto. Dalam dzikir akbar ini juga terdapat tausiyah yang disampaikan oleh KH Agoes Ali Mashuri dari pondok pesantren Bumi Sholawat Tulangan Sidoarjo. Tausiyah yang disampaikan KH Agoes Ali begitu sederhana untuk dicerna, namun sangat sarat akan makna. Disampaikan dalam waktu kurang lebih satu jam Kyai kharismatik ini mengupas tenang peran hati dalam mengiringi perbuatan yang dilakukan oleh tiap insan.

Di awal tausiyahnya, KH Agoes Ali menyampaikan bahwa pentingnya menjaga kondisi kesehatan tubuh. Salah satu tips yang beliau sampaikan adalah dengan mengkondisikan diri untuk memiliki “Ketenangan Jiwa”. Setengah dari kesehatan tubuh manusia itu berasal dari ketenangan jiwa sehingga bila ingin memiliki tubuh yang sehat milikilah ketenangan jiwa, sebab setengah kesehatan sudah dimiliki tubuh selebihnya dengan menjaga asupan makanan bergizi dan berada di lingkungan yang bersih serta sehat.

Selanjutnya beliau banyak mengupas tentang bagaimana peran hati dalam mengikuti perbuatan yang akan kita lakukan. Ada banyak perbuatan baik namun tidak dibungkus oleh niat yang baik sehingga belum mampu berdampak baik bagi diri seseorang, untuk itu penting bagi kita menata niat dalam segala tindakan kita agar memberi manfaat yang baik. “Pandai-pandailah menata hati” demikian Pesan beliau, dan Niat terbaik adalah niat yang lurus tidak berharap apapun kecuali mengharap Ridha Allah Swt.

Berikutnya beliau menyampaikan agar kita belajar untuk hidup bahagia dengan menata hati berupaya untuk mensyukuri yang telah dimiliki. “Pandanglah urusan dunia dengan melihat ke bawah agar kita tidak mudah mengkufuri nikmat yang telah diberikan Allah, sedangkan untuk urusan akhirat menataplah ke atas pada orang-orang yang lebih sholeh agar kita mampu menambah ketaatan’.

Selain pesan di atas, beliau mengupas tentang definisi umur panjang bagi manusia. “Manusia yang terbaik adalah yang berumur panjang dan baik amalnya”. Makna umur panjang bagi beliau adalah seberapa banyak prestasi dan amal baik yang telah dilakukan oleh seseorang dalam menjalani hidupnya.

Dan sebelum menutup tausiyahnya, beliau mengingatkan bahwa semua yang kita lakukan dipengaruhi oleh seseorang yang disebut sebagai teman dekat. Teman dekat dalam hal ini biasanya yang memiliki satu frekuensi dalam pemikiran, perbuatan dan tindakannya. Tidak disebut teman dekat atau sahabat karib apabila tidak ada kesamaan hati dan kelakuan (baca:perbuatan). Nah dari kedekatan teman inilah perbuatan kita dapat diketahui. “Bila kita dekat dan bersahabat dengan orang-orang baik tentu akan mengarahkan kita pada perbuatan baik dan demikian pula sebaliknya”. Tentu kita bisa menangkap pesan beliau, tentang pertemanan ini.

Demikian, Tausiyah KH. Agoes Ali Mashuri yang begitu sarat akan makna, dan semuanya pada akhirnya bermuara pada “Hati”. Kebaikan dan kebahagian akan didapat oleh seseorang apabila perbuatan yang dilakukan dilandasi oleh kebaikan hati, Hati yang baik adalah hati yang diniatkan untuk mengharap ridho Allah swt. Untuk menjaga agar hati seseorang tetap baik maka diperlukan sahabat sejati, yaitu sahabat yang memiliki kesamaan frekuensi dalam tindakan dan perbuatan yang senantiasa mengajak dalam kebaikan.

Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam merangkum tausiyah beliau…!

Nono Purnomo

19 Juni 2021; 22:20 WIB

Mojokerto