Noor Aini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TERJATUH, TAK MEMBANGUNKANNYA

(Oleh : Noor Aini)

Sore hampir menjelang malam; saya, suami dan anak yang masih bayi, digendong untuk menyusuri jalan yang licin. Si merah, dengan hebatnya beraksi walau jalannya mengkilap dan naik turun bukit. Jalan yang berkelok-kelok, tak menyurutkan niat kami. Tekad yang kuat inilah, senjata kami. Sedikit genangan airpun terlewati.

Rintik-rintik hujan membasahi kami yang tidak mengenakan jas hujan. Saya hanya berusaha menutupi bayi ini agar tak setetespun menyentuh tubuhnya. Berusaha menutupi sang bayi tidak pekerjaan mudah, karena menghadapi jalan yang licin dan sedikit terpeleset. Namun, saya tetap berusaha agar si kecil ini tetap nyenyak dalam tidurnya.

Kesibukan saya untuk mengurusi bayi membuat si merah tak seimbang. Kamipun terjatuh, “tetap bayilah yang harus diselamatkan”, fikir saya. Alhamdulillah dia masih tetap dalam gendongan. Tentunya tidak merasakan apa yang telah terjadi. Badan kami pegel-pegel dan sedikit terluka.

Tanpa kami sadari, terjatuh, tak membangunkannya. Segera diperiksa denyut nadinya, “Alhamdulillah masih ada”, ucap Saya sambil tarik nafas. Dengan sedikit terpopoh-popoh, suami saya mencoba mendirikan si merah, namun harus saya juga ikut membantunya.

Kami berdo’a agar kejadian tadi tidak menimpa lagi. “Bimillahirrahmanirrahim”, ucap kami dan kamipun melanjutkan perjalanan.

Hujan itu terus saja mengguyur sepanjang jalan. Kami kembali terpeleset dan terjatuh. Secepat mungkin, kami bangun dan melanjutkan perjalanan, tanpa berkata-kata.

Di tempat yang terjatuh tadi, memang terbilang angker. Panjatan do’a yang selalu terucap. Haripun semakin gelap. Terus saja kami berusaha untuk merayap.

Di sepanjang jalan, tangan ini juga tak berhenti mengelus bayi supaya tetap tertidur pulas. Memang segala sesuatu yang ingin dicapai, tak luput dari kerja keras. Meskipun tenaga ikut terkuras.

Akhirnya sampailah di rumah. Bergegas sang suami menghidupkan lampu teplok, karena hanya itu yang kami punya sebagai penerang. Merebahkan bayi kami di atas kasur, ternyata dia masih tertidur pulas.

Rasa syukurpun kami panjatkan hanya kepada sang Pencipta. Kami sampai di tempat tujuan dengan selamat. Ternyata meskipun beberapa kali terjatuh, tak membangunkan si kecil ini. Percayalah selalu ada penolong dalam kehidupan kita. (Penulis adalah peserta Pelatihan SAGUSABU Sampit)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulilah, sampai rumah dengan selamat....

25 Aug
Balas

iya bu selalu bersyukur pokoknya.

25 Aug

Kasih ibu tiada tara. Top sekali bu.

25 Aug
Balas

Makasih, sebagai wanita kodrat kita sebagai ibu dari anak-anak dan ibu dari siswa-siswa kita. semangat guru Indonesia

31 Aug



search

New Post