Noor Aini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TINGGAL DI RUANG KELAS, TAK APALAH

(Oleh : Noor Aini)

Pilihan menjadi guru memang tugas yang tidak mudah. Guru harus selalu siap untuk ditempatkan dimana saja, meski desa terpencil sekalipun. Hal itu merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dengan bijak.

Pertanyaan pertama ketika di tempat tugas yang baru adalah dimana kita tinggal. “Ada perumahan nggak” tanya saya kepada suami yang terlebih dahulu turun ke lokasi. “Kita tinggal di ruangan yang luas dan sangat dekat dengan siswa, pokoknya enak, bisa dengan mudah memantau kelas”, jawab suami saya yang kebetulan guru juga pada saat itu. “Tinggal di ruang kelas, tak apalah”, ucap saya.

Saat itu hanya satu ruang kelas yang terpakai, karena siswanya hanya kelas tujuh saja. Bayangkan! Sangat dekatkan. Satu atap hanya beda pintu, membuat kami mudah memberikan pelajaran. Pada saat itu, saya dan suami yang mengajar. Kami bergantian, tentunya tidak pernah terlambat.

Begitu menyenangkan, keseriusan siswapun turut membantu sehingga proses belajar dan mengajar selalu berjalan lancar. Kamipun selalu membuka kesempatan jika ada siswa yang ingin menanyakan tentang pelajaran atau apapun itu demi kemajuan dan prestasi mereka.

Setiap hal yang menyenangkan, tentunya tidak terlepas dari hal yang membuat perasaan kita sedikit gundah. Berbicara mengenai perasaan hati, seseorang mempunyai penilaian berbeda-beda. Begitu juga perasaan ketika melakukan segala sesuatu.

Kebahagian itu hanya terasa pada siang hari saja. Menjelang malam berubah mencekam, jauh dari rumah penduduk. Ruang kelas yang banyak jendela itupun tak mampu kami tutup semuanya. Saat itu saya hamil tua, perasaan tak karuanpun datang. Kegelisahan di malam hari selalu saja terjadi.

Bagaimana tidak, lokasi sekolah itu adalah bekas hutan karet. Di belakang penuh dengan tanaman karet yang sangat lebat. Belum lagi cerita penduduk bahwa dulunya di sekolah itu tempat bebukung.

Kita bisa karena terbiasa. Setelah sekian hari kegelisan itupun memudar. Kami percaya Allahlah yang selalu menjaga dan menolong kita. Hari demi hari kami lalui dan perasaan itupun berangsur sirna. (Penulis adalah Peserta SAGUSABU Sampit)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar-benar merupakan pengabdian yang tulus, ..... inilah pahlawan pendidikan kita

25 Aug
Balas

Terus tanamkan semangat. Semua yg dilakukan dengan semangat akan menyenangkan.

25 Aug
Balas

Lanjutkan Bu Guru ... Disitulah letak kebahagiaan tertinggi para guru sejati ... Titip salam buat Pak Gurunya ya

27 Aug
Balas



search

New Post