Kamis Kliwon, 4 Juli 2019 adalah hari yang paling berkesan dalam hidupku. Tak kan pernah terlupakan. Sebuah peristiwa telah terjadi, dimana peristiwa itu menyadarkan aku bahwa “sehat” adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini. Sehat adalah merupakan modal untuk seluruh kehidupan ini. Harta benda yang begitu melimpah tak kan ada artinya jika tidak didukung badan yang sehat.

Pagi itu, sesuai kesepakatan warga sekolah tempat aku mengajar, aku berangkat ke sekolah untuk hadir melaksanakan piket. Sekitar pukul 10.00 aku izin ke Puskesmas setempat, dengan tujuan mengantar putriku untuk pengambilan foto kegiatan. Foto itu nantinya sebagai kelengkapan penyusunan skripsi. Sampai di lokasi aku langsung kembali ke Sekolah dan putriku mulai kegiatannya di Puskesmas itu. Karena kami tadi memang bawa motor sendiri- sendiri.

Dalam perjalanan antara Puskesmas menuju Sekolah aku berinisiatif untuk mampir ke toko Grabah. Hanya sekedar ingin melihat-lihat, barangkali ada sesuatu yang cocok nanti bisa diambil. Namun karena tak ada yang cocok maka aku segera undur diri, kemudian kustarter sepeda motor yang tadi kubawa.

Begitu aku menarik gas secara pelan, lihat kanan kiri dan ternyata aku harus berhenti karena ada kendaraan yang mau lewat, eh.. ternyata tanah yang aku pijak tak sama ketinggiannya. Kaki kanan bisa menginjak tanah tapi kaki kiri tak sampai karena tanahnya agak dalam. Aku tak siap dan… jatuhlah aku ke kiri beserta sepeda motorku. Sejenak menjadi gelap.. pelan-pelan aku berusaha bangkit. Tapi ada yang sakit. Tanganku.. ! tangan kiriku..

Aku ditolong beberapa orang yang kebetulan berada di dekatku. Aku rasakan pundakku berbunyi kretek…kretek… spontan aku berpikir dan curiga ada tulang yang patah. Setelah minum air putih dan istirahat beberapa saat, aku langsung menghubungi kedua putraku. Tak berapa lama aku pun dijemput dengan membawa mobil. Sepeda motorku aku titipkan di toko grabah itu.

Kami langsung meluncur menuju UGD RSU DI Kota kami. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, akhirnya diketahui bahwa tulang selangka kiri patah dan diputuskan besuk pagi dioperasi.

Di sinilah aku sempat merenungi diri. Betapa lemahnya manusia, tak ada apa-apanya. Jatuh sedikit saja patah tulang. Ya Allah.. sungguh tidak pantas jika manusia itu memiliki sifat sombong.

Esok harinya, Jum’at, 5 Juli 2019 Pukul 10.00 aku memasuki ruang operasi. Saat dibaringkan di meja operasi aku diminta untuk berdoa. Dengan mantab, aku membaca doa…. dan semua kupasrahkan pada Allah SWT, operasipun dilaksanakan. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, aku pun kembali ke ruang perawatan.

Di sinilah aku benar-benar merasakan menjadi orang yang lemah. Semua bergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian terkurangi… beruntung aku ingat bahwa sakit pun harus kita syukuri. Sebab jika kita hadapi dengan ikhlas dan sabar akan menggugurkan dosa. Sesuai dengan hadis nabi

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

“Tidak ada satupun musibah (cobaan) yg menimpa seorang muslim berupa duri atau yg semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.” (HR.Muslim)

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hari Minggu, 7 Juli 2019 aku diperbolehkan pulang, meskipun masih banyak yang aku keluhkan. Hari-hari menjadi terasa lebih lambat.. aku disarankan harus kontrol untuk memantau perkembangannya. Sampai hari ini sudah kontrol tiga kali. Dan Alhamdulillah.. semakin ke sini semakin membaik, meski belum diijinkan untuk angkat-angkat, dorong-dorong apalagi mengendarai sepeda motor. Untuk kontrol berikutnya, kontrol ke empat dijadwalkan besuk tanggal 1 Oktober 2019. Semoga Allah memberikan kelancaran dan kesembuhan. Aamiin.

Istanaku, 13 September 2019