Sekitar satu bulan ke depan kita sudah memasuki bulan Juli. Dalam dunia pendidikan bulan tersebut adalah masa dimulainya tahun ajaran baru.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengumumkan dimulainya tahun ajaran baru yaitu pada tanggal 13 Juli 2020.

Di tengah pandemi covid-19 di mana pemerintah juga tengah mempersiapkan tatanan hidup baru (new normal) dalam menghadapi virus Corona saat ini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Tahun Pelajaran baru menjadi pembicaraan hangat.

Social Distancing dan Physical Distancing yang diterapkan pemerintah selama pandemi covid-19 menjadi pertimbangan utama dalam masalah ini.

Dimulainya tahun pelajaran baru identik dengan masuknya kembali siswa ke sekolah. Sementara kondisi saat ini masih rawan dengan terjangkitnya virus Corona di negara Indonesia.

Dalam kesempatan yang sulit ini Ibu Retno Listyarti, M.Si. komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) bidang pendidikan sempat mengunggah angket di akun Facebooknya yang merekap pendapat siswa, guru, dan orang tua tentang kembalinya masuk sekolah. Dari angket tersebut menunjukkan sebagian besar guru dan siswa ingin kembali bersekolah. Sementara para orang tua mayoritas masih berat untuk melepas anak mereka karena kekhawatirannya terhadap virus yang mematikan tersebut. Selain itu mereka belum yakin dengan kebiasaan anak-anak dalam menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan.

Dalam aturan tatanan baru (New Normal) di dunia pendidikan salah satunya mnyebutkan bahwa sekolah yang bisa menyelenggarakan kembali pembelajaran secara luring adalah sekolah di zona hijau dengan memenuhi aturan protokol di antaranya harus menyiapkan fasilitas tempat cuci tangan dan sabun sebanyak-banyaknya untuk menghindari terjadinya antrean panjang sehingga tetap terjaga physical distancing. Hal tersebut belum tentu dapat dipenuhi oleh semua sekolah. Apalagi sekolah-sekolah di daerah yang sulit air. Lepas dari masalah daerah sulit air, Ibu Retno justru menanyakan adakah daerah zona hijau di Indonesia saat ini ?

Dalam masa sulit pandemi covid -19 masalah tak hanya timbul dalam kasus tersebut. proses Belajar secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah diberlakukan beberapa bulan sejak adanya virus Corona pun tak lepas dari kendala yang dihadapi. Proses belajar yang menggunakan jaringan internet sebagai sarana utama ini juga menjadi masalah bagi guru dan siswa di beberapa daerah tertentu yang lemah jaringannya. Terutama di daerah 3T. Tidak hanya jaringan saja yang kadang menjadi kendala dalam proses penbelajaran ini tetapi fasilitas yang harus ada seperti telepon seluler atau laptop/komputer kadang tak dimiliki oleh sebagian siswa. Memang kita tak akan pernah lepas dari masalah. Namun adanya virus Corona ini telah menambahkan masalah baru dari sebelumnya.

Retno Listyarti, M.Si. juga menambahkan jika nantinya akan ada sekolah yang membuka pembelajaran secara luring di tahun ajaran baru 2020-2021 beliau mengkhawatirkan akan ada klaster baru penyebaran covid-19 dari guru dan siswa. Beliau cenderung memikirkan keselamatan para siswa sebagai generasi penerus bangsa yang harus dijaga dan dilindungi (dilansir dari Kompas TV, Tribun net).

Yogya, 29 Mei 2020