Nopiranti

Menulis adalah Me Time, terapi sederhana untuk kesehatan jiwa raga, membahagiakan diri sendiri dan menebar manfaat bagi orang lain. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Remember Me This Way
Foto milik Nopiranti

Remember Me This Way

*Remember Me This Way*

Kita pernah begitu dekat. Berbagi tawa dan tangis bersama. Rasaku tak pernah jauh dari rasamu.

Tentang majalah yang lebih senang kita baca dari halaman belakang dahulu. Entah kenapa.

Tentang susu coklat yang lebih kita nikmati dingin dengan menambahkan es batu banyak-banyak. Lalu diakhiri saling pamer suara gemeretak gigi siapa yang paling kuat saat mengunyah sisa es di gelas.

Tentang kita yang bertahan saling menghargai pilihan masing-masing. Aku dengan alpukat yang sangat kamu benci dan kamu dengan durian yang selalu membuatku bergidig ngeri. Tapi, kita sangat menikmati kala duduk berhadapan dan asyik menikmati buah-buah itu sambil bersenda gurau tanpa sekat di beranda panti asuhan tempat kita dibesarkan selama ini.

Kata ibu panti, sejak bayi kita dititipkan di rumah penuh cinta ini, sekitar dua puluh satu tahun yang lalu. Tanpa sedikit pun identitas yang melekat: kapan kita lahir, dari mana asal kita, atau siapa orang tua kita.

Panti ini akhirnya menjadi rumah yang kita anggap sebagai tempat kelahiran. Tanggal kita ditemukan di hari yang sama waktu itu menjadi tanggal lahir yang selalu dengan bangga kita tulis di kolom identitas.

Bangga karena kita selalu dianggap kembar. Layaknya Upin Ipin yang kisah-kisah serunya setia menemani hari-hari kita di rumah besar nan asri milik Bu Hajah berhati emas yang sudah kita anggap sebagai ibu sendiri.

Ibu super baik yang hari ini kamu buat menangis tersedu. Sama seperti aku yang tak henti meneteskan rinai pilu dan bahagia di saat bersamaan.

Seucap ikrar ijab kabul dari lelaki terbaik pilihanmu telah merentangkan jarak antara kita. Jarak raga saja kukira. Karena hati dan perasaan ini akan tetap terpaut sejauh apa pun daratan dan lautan nanti memisahkan selepas pesta pernikahanmu yang sederhana, tapi terasa begitu khidmat.

Kamu akan tetap menjadi sahabat terbaikku. Sahabat yang pasti kurindukan selalu ramai kata-katamu kala berkisah dan tawa renyahmu yang menghangatkan perasaan siapa saja yang mendengarnya.

Kuharap begitu juga rindumu untukku, sahabat yang kamu bilang selalu ingin kamu lihat binar ceria di kedua bola mataku. Karena pancaran keceriaan itu selalu membuatmu betah berlama-lama menghabiskan waktu mengurai aneka kisah bersama.

Sepertimu yang 'kan selalu indah di kenangku. Maka, kuingin indah pula jika kamu mengingatku. _There's nothing more I want. Just remember me this way, please, dear bestie._ Selamanya.

Sukabumi, 9 Desember 2022

(Sungguh, meridukanmu kali ini terasa sangat berbeda 📚🍁)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

The best cerpennya, nikmat, renyah. Lanjut bu

09 Dec
Balas

Alhamdulillah. Hatur nuhun, Bu Euis.

16 Dec



search

New Post