Belum Bermenantu, Memiliki Cicit Ribuan
Tantangan Hari Ke- 12
#TantanganGuruSiana
Hari ini menghadiri resepsi pernikahan putri teman saya bernama Hennilda di Taman Budaya Kota Bengkulu. Rasa bahagia bercampur haru dan kocak ketika satu alumni bertemu. Alumni tahun 1988. Masa kuliah tahun 1985. Alumni rata-rata membuka memori masa silam. Membuka kisah tentang perangai dan sikap dengan dosen maupun teman sekelas. Semuanya melekat dalam memori. Suasana menjadi ceria dengar hingar bingar tertawa lepas. Tidak menyadari kalau gigi, rata-rata sudah ompong, rambut sudah beruban, sudah punya mantu dan cucung, kulit sudah keriput, kondisi sudah mengkonsumsi obat rutin demi kelangsungan hidup. Ketika bertemu serasa masih ABG, lupa dengan beban sehari-hari di rumah.
Setiap reuni banyak manfaat yang diperoleh. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Sesekali bertemu bisa mengobati kangen, menghilangkan stress, menyambung silaturahmi, menghadiri pesta sekaligus menunaikan kewajiban undangan, berbagi cerita lama sehingga tidak pikun, menciptakan kebersamaan dan rasa kekeluargaan, menciptakan sosial tinggi, saling solidaritas, menghibur teman jika sakit bisa dikunjungi bersama.
Dari reuni tersebut pertanyaan yang terucap sudah berbeda porsi. Bukan berapa harta, yang dimiliki?, Sudah punya rumah belum? Tetapi pertanyaan yang muncul berapa banyak cucung? Susah mantu belum? Ada yang spontan terlontar "Nah tinggal kita bertiga yang belum bermenantu." Itulah liku-liku hidup dan takdir masing-masing anggota. Semoga yang belum bermenantu disegerakan punya menantu. Seperti halnya penulis, posisinya saat ini belum bermenantu tetapi sudah bercicit. Malah cicitnya banyak sekali ribuan menyebar di segala penjuru. Kok bisa? Ya itu, guru kalah dengan siswa. Siswa-siswanya sudah banyak bercucu, gurunya awet. 😄😄😄😄
Bengkulu, 12 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu, Bunda. Salam literasi
Salam kembali Pak Dede