Hujan yang turun pagi ini ditambah angin yang bertiup sedikit kencang, membuat badan menggigil kedinginan. Tempat tidur dengan kasur empuk serta selimut tebal merupakan pilihan bijak di situasi ini. Tapi apa daya perut yang keroncongan ditambah dengan sekian perut lainnya yang juga keroncongan, tidak bisa diajak kompromi hanya dengan bergulung didalam selimut diatas kasur tebal nan empuk. Ibu segera mengeliat disaat anak anaknya datang menghampiri dan menanyakan sarapan hari ini. Dengan enggan ibu mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya. Seketika dinginnya pagi serasa merasuk sampai kesumsum tulang dan membuat bulu di sekujur tubuh melonjak dan berdiri kaget karena kedinginan. 

Lemari es dan dapur adalah tempat yang dituju ibu pagi ini. Tangan cekatan dan trampil itupun segera mengolah bahan yang tersedia, agar perut perut yang pada keroncongan bisa merasakan sensasi nikmat yang ditawarkan ibu dari suguhan paginya. Semangkuk nasi goreng spesial lengkap dengan telur dan kerupuk pun hadir dalam sesaat. Dingin yang seakan merontokkan tulang telah berganti dengan senyum bahagia melihat sang buah hati menyantap sarapan dengan nikmat. 

Sungguh tiada tergantikan jasamu wahai para ibu. Kau sulap semuanya jadi indah. Kau hadirkan pelangi dalam keluargamu. Kau buat taman bunga dengan bunga beraneka warna. Mataharipun kembali bersinar seindah senyum manis yang kau tebar pagi ini.