Budaya antri, mandiri dan sederhana di London
Mengakhiri perjalanan saya di London, ada 3 hal menarik untuk disimpulkan berdasarkan pengamatan beberapa hari di kota London dan sekitarnya.
1. Budaya antri
Masyarakat di sana mayoritas sadar dan patuh terhadap aturan di mana pun mereka berada. Ketika masuk stasiun untuk men-tap kartu transportasi di pintu masuk, dengan sadar mereka antri tidak ada yang berebutan. Ketika masuk kereta line pun baik laki-laki atau perempuan kalo ada kursi kosong duduk, kalo tidak ada ya berdiri dengan sukarela. jika kita naik bus harus ditempat yang telah disediakan, tdk bisa sembarangan menyetop di pinggir jalan, supir bus pun tidak mau menaikan penumpang yang bukan di tempat seharusnya. Penyebrang jalan sudah disediakan pula tempatnya, jika lampu belum hijau bagi pejalan kaki, maka dengan sabar menunggu. Tidak ada yang menyebrang di se mbarangan tempat sehingga mengakibatkan kemacetan di Jalan. Mobil - mobil di jalan pun ketika lalu lintas padat merayap, jarang ada yang menyalip walaupun kosong di sebelah kanan atau kirinya.
2. Mandiri
Budaya kedua ini nampak sekali di setiap stasiun baik di stasiun kereta atau bus, meskipun barang bawaan mereka banyak di bawa seorang diri, tidak ada kurir pengangkut barang, atau menawarkan jasa angkutan seperti ojek, bentor atau beca. Mereka betul-betul masyarakat mandiri. Walau jarak tempat tinggal atau tempat kerja cukup jauh, tidak gengsi berjas naik sepeda atau bahkan cuma berjalan kaki. Transport asi yang ada kereta cepat (district/circle line), metrolink (train), bus ,taxi. Jadi jika nanti berkesempatan ke London, bersiap dengan fisik yang kuat menggunakan sepatu sport karena jadwal transportasi senantiasa on time, jika kita ketinggalan bersiap berlari. Anak-anak pun sudah mandiri dengan membawa tas sekolahnsekolahnya sendiri tidak dibawakan orangtuanya, meski usia paud.
3. Sederhana
Kesederhanaan masyarakat Inggris di London terlihat dari gaya berpakaian kebanyakan warna-warna gelap. Baik jas, sweater, kemeja. Jarang yang menggunakan pakaian warna warni atau mencolok seperti motif bunga2 besar, atau bling-bling mengkilat. Pakaian mayoritas jas berdasi atau celana jeans/kanvas dipadu kaos atau kemeja sederhana. Kesederhanaan lainnya terlihat dari bentuk rumah atau bangunan hanya menggunakan tembok bata merah tanpa lepa lagi. Tidak di cat warna warni seperti di kita.
Weinheim 2 July 2017 (diposting di Jerman)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
pengalaman yang luar biasa dan sangat mengesankan. Mau dong dibagi pengalamannya ketika naik comline?
Oke next sesion, msh otw . Sebetulnya banyak yg ingin sy kisahkan dan ingin pengalaman pertama ke negeri orang ini dibukukan :-) Trims pa Leck atas apresiasinya :-)
minimal satu hari satu artikel dan menjadi buku itu suatu keinginan yang "harus" terwujud. Bersama gurusiana kita bisa. Luar biasa.
Budaya antri, mandiri, dan sederhana semoga dapat menyadarkan bangsa ini bahwa negara besarpun memiliki prinsip yang kuat memegang ketiganya. Perlu dicontoh memang. Terima kasih sudah berbagi bu.
Sama-sama pa Yuda tq apresiasi nya
Budaya ini yang harus ditularkan kepada bangsa kita bu, minimal melatih anak didik kita melakukan hal yang demikian. Bravoo
Ya , kita sebagai guru terlebih dahulu memberikan teladan kepada mereka
kapankah kita sanggup meninggalkan gensi ya?????? pasti negara kita lebih maju lagi.
Sudah berakhir ya, Bu. Maaf, pesanan saya, dapat nggak ya? karena saya pingin sekali dapat penuturan langsung dari orang yang dah pergi ke Eropa. Trims, Bu.
Tentang mknan y bu? Ok sesi berikutnya, maklum nunggu sinyal wifi gratisan. Kalo lg otw suka dapet. Tp d Jerman pelit wifi nya jarang :-)
Subhanallah, smoga Indonesia bisa mencontohnya, dimulai dari yang paling dekat yaitu siswa kita, ya bu
Aamiin... Betul bu
pengalaman yang luar biasa. Budaya yang lekat, butuh waktu lama bagi suatu negara untuk menanamkannya. semoga Indonesia terus brproses menuju karakter ini ya bu novi
Ya kita mulai dari dalam kelas dulu, karena kita guru yg berhdpn langsung dengan siswa
Sebagai cermin diri. Mereka bisa kenapa kita belum bisa. Ada yang perlu diperbaiki.
Kita juga pasti bisa, hanya blm terbiasa