Marah baca berita ini?
Manusiawi ketika kita sebagai seorang guru yang tengah disibukkan dengan kegiatan WFH atau kerja di rumah sebagai imbas pandemi Corona Covid 19, tiba-tiba membaca berita 2,9 juta guru Indonesia tidak berkualitas. Namun kita jangan terjebak dengan judul dan emosi sesaat. Baca berita tersebut hingga tuntas agar kita paham dan mengerti maksud dari kalimat judul tadi serta apa isi beritanya secara lengkap.
Menurut pengamat pendidikan tersebut guru-guru di Indonesia tidak berkualitas sehingga menyebabkan stress pada anak didiknya ketika WFH diberlakukan. Tapi tidak semua guru, dari 3 juta guru hanya 2,5 persen saja guru yang berkualitas katanya. Sisanya 2,9 jutaan guru tidak bisa mengajar dengan baik kata pa Indra yang merupakan pengamat pendidikan.
Guru baik PNS maupun honorer, hanya fokus pada capaian kurikulum tanpa memikirkan siswa nyaman belajar atau tidak ketika belajar dari rumah. Sehingga terlihat jelas terutama pada saat ini bagaimana kualitas guru. Karena kualitas guru itu terlihat dari inovasi dan bagaimana caranya mengajari siswa di segala situasi baik kondisi normal ataupun tidak normal seperti sekarang ini.
Padahal guru katanya telah diberikan tunjangan sertifikasi diberi berbagai pelatihan, workshop dan sebagainya, tapi masih banyak guru yang gaptek. Menurutnya lagi terdapat data bahwa guru yang tidak gaptek 2,5 persen selebihnya 97,5 persen guru gaptek.
Dari beberapa curhatan kepala sekolah dan beberapa guru penggerak ketika mengajak, berbagi ilmu untuk meningkatkan kompetensinya terutama di bidang IT, banyak guru yang ogah karena merasa sudah berada di zona nyaman. Padahal siswa yang kita hadapi kelak mereka akan hidup di era induistri 4.0 atau bahkan mungkin industri 5.0 dan seterusnya. Maka harus kita bekali mereka ilmu dan terutama karakter menghadapi pesatnya teknologi IT. Kalo gurunya gaptek apalagi siswanya.
Oleh karenanya kita buktikan bahwa kita adalah guru-guru yang berkualitas ketika berada di kelas dan ketika pembelajaran jarak jauh. Buktikan bahwa kita adalah bagian dari 2,5 persen guru berkualitas A.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sebaiknya beliau mengamati juga besaran honor yang diterima pegawai honorer di sekolah-sekolah negeri di Indonesia ya Bu Novi. Keren ah tulisannya. Mengandung jebakan Batman, pada judulnya, he he he...
Haturnuhun apresiasina Bu, iya harus nya begitu , yang disoroti biasa guru sertifikasi selalu yang honorer sering diabaikan pdhal mereka banyak yang kualitasnya melebihi guru PN
Mantap...ayo tunjukkan kepada beliau bahwa tidak semua guru seperti yang dia katakan
Sip
Makanya kita harus tetap belajar dan belajar , sukses Bu Novi
Iya Bu kita belajar sepanjang hayat
Aamiin
Terimakasih apresiasinya
wah, jangan jangan kita yang ikut 97.5 persen itu bu ha..ha., gak papa wes,,saya terima dengan ikhlas, he..he..ayo ,kita buktikkan dengan prestasi..salam
Iya pa Eko Adri salam kenal, InshaAlloh guru2 di gurusiana mereka keluar dari zona nyaman, selalu ingin belajar dan memperbaiki kualitas lebih baik lagi agar persentase guru grade A naik tahun depan , terimakasih apresiasinya
Siip..
Terimakasih apresiasinya
Jadikan kritik untuk kita lebih baikkan bun.
Yes
Supaya kita jadi lebih baik kedepannya, kita anggap pukulan untuk membangkitkan semangat
Setuju
Marah pun ada manajemen nya ya. Salam.literasi bu
Aamiin
Terimakasih apresiasinya
Amin. Mari kita tetap semangat
Siap semangat
Semoga semua guru punya semangat utk terus belajar,, supaya berkualitas
Aamiin