Cabela dan Cermin Ajaib
CABELA DAN CERMIN AJAIB
Hari ini seperti biasa Cabela malas pergi ke sekolah. Dikamar Cabela hanya berbaring bermalas-malasan diatas tempat tidur. Kakinya terasa berat untuk beranjak dan matanya terasa berat. Mamanya memanggil-manggil Cabela berkali-kali tapi sayangnya dia pura –pura tidak mendengar.
“Cabela ... Cabela ayo bangun nanti kamu terlambat kesekolah !” seru mama memanggil-manggil.
“Ah aku pura-pura tidur saja” ujar Cabela dalam hati
Semakin mama memanggil, semakin berat mata Cabela untuk terbuka. Cabela ingat bahwa hari ini dia belum mengerjakan tugas mengarang dari pak guru. Baginya bermain-dan bermain adalah cara yang terbaik menghabiskan waktunya. Tiba-tiba dari luar si Katy sahabat baiknya mengetuk pintu rumah Cabela. Dia berniat untuk menjemput Cabela kesekolah.
“Ayo Cabela mengapa engkau belum bersiap-siap ?” bukankah menyenangkan jika kita kesekolah dan bermain bersama teman-teman” bujuk si Katy.
Akhirnya Cabela segera beranjak dari tempat tidurnya dan segera bersiap-siap pergi sekolah. Mama bahagia sekali melihat anaknya mau pergi kesekolah, segera mama membawakan bekal kesukaannya roti pie keju.
“Hati – hati dijalan ya !” jangan lupa dimakan bekal makan siangnya” pesan mamanya
“ iya mama” jawab Cabela agak kesal
Pak guru sedang asyik menerangkan ketika Cabela dan si Katy datang.
“Maaf pak guru hari ini kami terlambat” sesal si Katy dan Cabela
“ oh tidak mengapa besok jangan diulang lagi ya” pinta pak guru
Cabela dan katy segera duduk dan mendengarkan penjelasan pak guru . kemudian pak guru meminta semua siswanya untuk mengumpulkan tugas mengarang. Semua siswa mengumpulkan tugasnya dimeja pak guru kecuali Cabela.
“aku berpura-pura ketoilet sekolah saja supaya pak guru tidak menghukumku” ide nakal Cabela muncul tiba-tiba.
Dia pun beranjak dari tempat duduknya dan meminta izin pergi ke toilet sekolah. Berjalan menyusuri lorong sekolah dia berpikir, baginya sekolah adalah hal yang menjenuhkan dan kurang asyik. “Hanya tumpukan tugas PR dan proyek-proyek kelas tak berguna..lama-lama kepalaku bisa pecah” gumam Cabela. Baginya tak mengapa jika nilai ulangannya kurang begitu bagus. Asalkan dia bisa puas bermain dan bermain.
Seketika Cabela tersentak, ada suara misterius yang memanggil-manggil namanya. Cabela cabela lihatlah kemari” panggil suara misterius. Mata cabela seolah-olah mencari asal suara misterius itu. Sampailah Cabela diujung lorong ruang perpustakaan yang sepi tanpa ada seorangpun disana. “kau ..kaukah itu ? cermin kau bisa bicara..hehehe tidak mungkin” ejek Cabela. “Cabela gadis baik lihatlah kesini...iya mendekatlah” panggil cermin ajaib. Perlahan – lahan Cabela mendekat dan menyentuh cermin ajaib itu.
Cabela melihat bapak tua yang sedang mengasah pisau yang berkarat dengan batu asah. Bapak tua dengan hati-hati menekan dan menggosok kedua mata sisi pisau bergantian.
“aku tidak mengerti cermin, apa maksud dari semua ini” tanya Cabela dengan penasaran.
“Pisau berkarat itu adalah kamu, kau malas belajar dn tidak pernah sungguh-sungguh bersekolah dan lama kelamaan akan menjadi tumpul” ujar cermin ajaib
Cabela merenung sejenak atas ujaran cermin ajaib itu. Seolah-olah wajahnya tertampar seketika itu juga.
“Ilmu Pengetahuan ibarat pisau, jika tak pernah diasah maka akan tumpul Cabela” tegas cermin ajaib. Betapa menyesalnya Cabela selama ini karena terlalu meyepelekan sekolah dan gurunya. Buku-buku yang selama ini diletakkan saja dimeja belajarnya tidak pernah tersentuh. Seketika Cabela segera berlari menuju ruang kelas. Pak guru merasa heran darimana saja Cabela selama satu jam ini.
“Maaf pak guru.. aku berjanji akan selalu mengerjakan tugas-tugasku dan aku akan lebih giat lagi belajar. Aku tidak mau menjadi pisau yang tumpul dan tak berguna” janji Cabela.
Semua teman dikelasnya terheran-heran melihat Cabela yang tiba-tiba berubah. Merekapun bahagia dan memeluk Cabela, Seolah olah menyambut sahabat baru. Dalam hatinya Cabela mengucapkan terima kasih pada cermin ajaib yang telah menyadarkannnya dari kesalahannya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita yg menarik
Terima kasih ..salam literasi
Terima kasih ..salam literasi
Terima kasih ..salam literasi
Keren ceritanya, sukses selalu bu Novita