Novita

Sederhana, Aku mencoba menjalani hidup sebagaimana manusia lainnya dalam ruang dan waktu dengan segala keunikanku...

Selengkapnya
Navigasi Web
Salting atau Melting?
cinta dan jerih payah tak terpisahkan

Salting atau Melting?

Salting atau Melting

Novita

Ketika aku dihadapkan dengan cinta

Aku bisa apa?

Mungkin, aku bisa di samakan dengan keledai yang selalu jatuh pada lubang yang sama. Entah kenapa aku selalu menjadi manusia polos kalau berhubungan dengan namanya cinta. Aku lemah dan bodoh. Tapi, apa mau dikata rasa ini selalu hadir tanpa di undang, dia merasuk dalam setiap hembusan dan menguasai logika. Kenapa, Tuhan mencipta rasa jika nyatanya aku tak pernah bisa merasa?

Aku tak mau berdusta, aku jatuh cinta dengannya hanya dengan melihat dia tertawa, aku merasa cukup bahagia meski aku hanya akan selalu menjadi bayangannya semata. Aku, Widia yang sedang menjadi budak cinta, kalau kata anak zaman now nya, Bucin. Aku jatuh cinta dengan teman sekelasku, hanya karena dia mirip dengan cinta tak berpihakku, dan aku berharap dia akan melihatku. Aku mampu menatapnya lama dan mengabaikan orang-orang disekitarku, sahabatku pun menjadi korban kecuekanku. Sering kali aku ditepuk dan ditegur jika, alam sadarku telah dikuasainya. Sering kali aku nyungseb kalau jalan dan gak focus hanya karena dia ada di depanku dan menjadi bahan tertawaan orang sekitarku.

“Bukan temen gw, sumpah”kata Nur dan Vita kompak entah pada siapa

“Lu napa si wid, jalan tu yang bener napa?” Tegur Nur berbisik dengan tampang malu dan mentupi wajahnya dengan kerudung

“Maaf, ga usah tutup muka kali. Kan gw yang jatuh, biasa aja keles” kata ku dengan santai dan gaya songong

“Yaa. Lu napa salah tingkah mulu si, kalau ada Nathan?” Tanya Vita sambil membantuku bediri

“kan, Kalian tau. Dia mirip banget anjiiir sama si Ganda, cinta gw ke Ganda masih ada meski dia udah ada yang punya. Toh, janur kuning belum melengkung, kalau pun sudah melengkung toh batu nisan belum tertancap. Kalau gw emang bukan jodonya Ganda, semoga gw jadi jodohnya Nathan” Terangku dengan percaya diri sambil membersihkan kotoran yang nempel di celana Jeans-ku

“PD gilaaa luu. Sok, atuh kamu deketin Nathan” seru Vita

“Deketin, orang duduk sampingan di kelas aja. Widi langsung kabur pindah tempat duduk. Cemen lu, omongnya aja yang gede, aplikasinya ga ada” ledek Nur sambil nylonong jalan duluan. Dengan segera Vita menyusulnya

”laah,, anjiiir gw di tinggal. Tungguin woy!” teriakku sambil berlari mengejar dua sobat koplak

Aku pun masih berlari mengejar mereka berdua yang berlari dengan cepat menuju fakultas tercita. Dan, perkataan yang mereka ucapkan selalu terngiang dalam otakku. Segitu cinta nya aku pada sosok Ganda, dan aku langsung jatuh cinta dengan orang karena wajahnya mirip dengan dia. Aku memutuskan berjalan sambil merenungi kisah cintaku. Alam sepertinya mendukung, semilir angin menemani langkahku. Dan secara gak sadar, aku menabrak bahu seseorang.

”eh, maaf-maaf. Gw gak sengaja” ucapku dengan tulus, sambil menundukan kepalaku

“ya, ga papa, sans ajaa” terang dia

“kamu, mau ke kelas?” Tanya dia

“Sebentar, rasanya aku kenal banget suara ini, aroma tubuhnya aku juga familiar. Apakah mungkin, jangan… jangan” monologku dalam hati, dan ku coba memberanikan diri mendongakkan kepalaku

“eh, anjiiir” repleks ku, selangkah mundur kebelakang

“tuh kan bener. Aduuh, mana lagi ni dua koplak? Ya Tuhan, tolong bantu gw” ujarku dalam hati, dengan tangan dan kaki yang mulai tremor

“eh, kamu kenapa? Ko nglamun dan gemeteran gini si. Sini aku bantu” Kata dia sambil memegang bahu ku

“eh, maaf aku gak apa-apa” kata ku dan aku kembali menundukkan kepalaku

“yaaelaah, napa kamu nunduk lagi si, kamu kenal aku kan. Nathan, ga usah malu napa” terang dia mencoba menenangkanku

“iyaa, aku kenal kamu ko, than” jawabku dan ku coba untuk menatap wajahnya

“kamu lucu juga yaa, dan aku mulai suka. Lain kali, jangan salting lagi yaa kalo ketemu sama aku. Dan kalau bisa ngomongnya aku kamu aja, biar enak di dengar. Oke” kata dia yang sudah mulai berjalan di depanku

“Ya Tuhan, apa benar tadi Nathan?” kata ku masih tak percaya. Aku langsung memegang dadaku yang sejak tadi berdetak semakin kencang, mungkin semut dibawah juga denger. Tanpa ku sadari ternyata sobat koplak ku menghampiri dengan wajah yang dihiasi cekikikan.

“siapa yang tadi ngobrol sama Nathan, udah wee, so sweat banget saling tatap dan berpegang bahu?” Sindir Nur, dengan cenge-ngesan

“tapi, baguslah. Tadi kemajuan yang besar banget, lu kaga kabur pas dideket Nathan” ujar Vita dengan leganya

“Moga tetep bertahan ya, semoga juga dia tahu perasaan lu dan membalas rasa lu” Harap Nur

Harapan Nur akan menjadi harapan aku juga. Aku ingin merasa cinta dengan sepenuh jiwa, aku ingin juga objek cintaku mampu membalas rasaku. Aku sudah lelah, jujur saja. Menyimpan rasa dengan orang yang mungkin tidak akan menjadi jodohku. Dan semoga rasa jatuh cintaku akan menjadi standing love di hidup aku dengan Nathan, aku harus berani kalau di depan Dia, Sepertinya, respon dia akan baik. Aku tak akan menyia-nyiakan rasa yang Tuhan anugerahkan kepada aku sebagai insan pecinta. Karena Tuhan telah mencurahkan rasa kasih dan cintanya kepada aku saat Dia menciptakan aku , apa salahnya jika aku menjalani hidup ku dengan penuh cinta. Dan akan selalu jatuh cinta tuk sekian kali, sampai siapapun melihat ketulusan rasa ku, dan pengharapan besar ku ada di Nathan. Bukan lagi karena Dia mirip Ganda, tapi karena Dia punya sisi yang berbeda dan membuat aku nyaman kalau aku melihatnya.

“hai, widia” Sapa Nathan

“Kamu masih ingat, namaku kan” Tanya Nathan

“oh hallo, iya Nathan. Aku masih ingat kamu, kok” Jawabku penuh bahagia

“senang rasanya, kamu tak lagi malu padaku. Dan semoga kamu akan nyaman dan bertambah nyaman lagi kalau di dekatku” Ujar dia dengan senyum di wajahnya

Akhirnya, aku bisa nyaman dengan Nathan di dekatku. Tak ada lagi adegan aku jatuh dari kursi ku saat dia, berjalan dan meraih kursi di dekatku. Tak ada lagi scene kejebur di selokan karena aku mencoba kabur darinya, tak ada lagi malu-malu kucing antara aku dengan Nathan. Aku nyaman, dan aku jatuh cinta dengan dia dengan segala pesonanya. Tuhan sepertinya, telah menulis kisah indah antara aku dan Nathan, meski belum ada kata “Kita” diantara aku dan Nathan, tapi Tuhan telah menunjukkan rasa sayangnya pada ku. Aku berjanji, aku akan menjalani hidupku dengan penuh tawa dan cinta dengan kedua sobat koplaku dan dengan mu yang kini telah hadir dalam rotasi kehidupanku, semoga Nathan tidak malu dengan segala tingkah anehku. Jatuh cinta itu indah, seindah padang fatamorgana di tengah gurun sahara.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat terus Novita "Jadilah surga bagi siapapun"

03 Dec
Balas

Semangat terus Novita "Jadilah surga bagi siapapun"

03 Dec
Balas

Wow, yang sedang jatuh cinta, jadi salting deh, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

03 Dec
Balas

Luar biasa, ceritanya sangat bagus sekali.Sederhana dan nyata. Itulah kehebatan dari cinta bisa membuat orang terlena dan salting dibuatnya. Sukses selalu..Salam kenal ya

03 Dec
Balas



search

New Post