Hei, Tikus
Hei, tikus
Mengapa engkau rakus
Makan tak mengenal bungkus
Begitu serakah hingga mendengus
-
Lihatlah!
Banyak wajah tampak lelah
Cucuran peluh mengalir basah
Namun, kau gerogoti tanpa rasa bersalah
-
Di mana hatimu?
Mungkinkah hilang bersama rasamu
Atau tertutup oleh besarnya egomu
Hingga rintih tak terdengar di telingamu
-
Sudahlah cukupi saja
Sore ini kau masih melihat senja
Besok belum tentu sama
Tidak ada yang tak mungkin bagi-Nya.
***
Berau, 4 Mei 2021.
#Tantangan gurusiana, hari ke-360.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang sangat indah berhias makna simbolik. Tikus serakah yang tak kenal rasa. Salam sukses selalu, Bunsay.
Subhanallah keren bun. Barakallah. Sukses selalu buat bunda Novi
Puisi yang indah, Penuh makna. Salam literasi.