Novi Yarli

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

10 Februari 2020

Kriiiing....kriing...kriiiing..... Tepat pukul 04.00 WIB weakerku berbunyi. Aku bergegas bangun, teringat hari ini adalah senin, hari keberangkatan suami kerja setiap pekannya. Suamiku bekerja di kota yang berbeda, di Padang. Sedangkan aku dan anak-anak tinggal di Payakumbuh. Padang dan Payakumbuh dapat ditempuh sekitar 3 jam dperjalanan. Keperluan abinya anak-anak untuk seminggu yang sudah dipersiapkan malam tadi kembali di cek n ricek. Yakin semuanya beres, aku membangunkan suamiku. “Bi, abi, lah jam 4 lewat. Sambil menggeliat malas “deee, panek bana raso badansahutnya. Aku kembali ke dapur. Kompor pun kunyalakan, berikut dengan semua bahan dan bumbu yang telah disiapkan semenjak malam tadi. Hanya sayur yang aku masak sebelum subuh tadi.

Adzan subuh pun berkumandang. Kembali ku bangunkan abinya anak-anak. “Lah adzan bi, ndak ka pai krajo?” . Dengan langkah yang berat dan tergopoh-gopoh, ia pun masuk kamar mandi. Anak-anak pun ikut terbangun.

Mana abi, mi”? Tanya anak bungsu ku.

Mandi”, Jawabku singkat.

“Kerja abi sekarang? Tanyanya lagi.

“Ia”.

Sulung ku pun ikut ke dapur, dan menghampiri ku, kemudian bergegas menuju kamar mandi.

Abi...., sak pipis..” Teriaknya.

Tak lama, suami ku pun keluar kamar mandi, bersamaan dengan si kakak yang dari tadi kebelet menahan buang air kecilnya. ”Wudhuk langsung kak.” Perintahku padanya. Ia pun berwudhuk. Kami shalat subuh berjamaah. Kecuali adik, yang baru 2,5 tahun, dengan rewelnya ia bertawaf mengelilingi kami.

Setelah subuh, teh hangat serta kolak yang sudah dingin pemberian tetangga sore kemaren disantap suamiku tanppa sisa. Ritual keberangkatan pun dimulai.

Ikut abi...., bungsu ku merengek.

Besok kalau umi libur ya... Abi kerja... sahutku menenagkannya.

Salaman, cipika-cipiki, kami melepas keberangkatan abi ke Padang, tinggallah kami tiga beranak dirumah. Aku pun langsung mengomandoi dua bocahku untuk segera mandi.

“Capek mandi wak lai, ummy panitia ujian kini, harus capek tibo.!

Sunting ku pun mulai berdiri melihat tak ada respon dari aba-aba yang kuberikan, terutama oleh Si Kakak yang sekarang duduk di kelas 1 SDIT dengan system fullday. Kembalilah aba-aba berulang. Ceramah pagi tanpa judul yang biasa ku lontarkan kembali terucap.Dan akhirnya, pakaian seragam kakak pun selesai terpasang pukul 06.30. “Terlambat”. gerutu ku.

Sarapannya di habiskan kak.! Teriakku dari dalam kamar, saat melihat Si Kakak di ruang makan masih melongo menatap sarapannya. Sedangkan Si adik sibuk bolak-balik keluar masuk kamar, sambil ngemil coklat yang dibeli semalam.

Ok, siap berangkat.

Jangkrik tua beraksi. Rute pertama adalah mengantar sang nona kecil ke rumah Mama Ami, penitipannya. Lagi-lagi nafas ini terasa bertambah sesak. Mama Ami belum pulang dari mengantar anak ke sekolah. Bertambahlah keterlambatanku pagi ini.

Rute kedua adalah madrasah tempatku mengabdikan diri. Jempolku tertempel di mesin fingerprint pukul 07.15. Dengan bantuan teman yang duduk dengan soundsistem, bel tanda masuk siswa kelas 9 untuk pada hari ini berbunyi.

Rute ketiga adalah sekolah Si kakak. Alhamdulillah, tidak terlambat. Kembalilah roda berputar menuju madrasah. Untung masih sedang briefing para pengawas.

Tapa basa-basi dengan teman guru yang lain, aku langsung duduk di kursi meja kerjaku Pandangan tertuju pada kardus yang ada di bawah meja. Kenapa masih ada? Kan seharusnya ini sdh dibereskan oleh Eni. Tanyaku dalam hati. Ternyata, beberapa dokumen perlengkapan ujian siswa belum dimasukkan ke dalam map soal. Dokumen itu semua sudah ku selesaikan semenjak hari Jumat. Sebab, hari Sabtu dan Minggu aku ada kegiatan kelas menulis. Aku tittip pesan dengan panitia lain agar yang tersisa ini diselesaikan. Hanya tinggal memasuķkannya ke dalam map soal saja. Ternyata, bertambah lelahku di waktu yang masih pagi. Kembali aku sadarkan diri, bahwa ini adalah tugasku sebgai panitia. Dengan sabar, kembali kukerjakan semua yang terbengkalai.

Ujian berjalan lancar, tertib, dan aman. Semua guru pengawas hadir dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Alhamdulillah.

Siswa kelas 7 dan 8 masuk pada pukul 10.00 WIB. Bel pergantian jam pelajaran pun berbunyi. Aku mengajar di kelas 8.11 hari ini. Dengan pasti dan penuh semangat kulangkahkan kaki ini untuk mencerdaskan anak bangsa.

Buk, belum masuk jam pelajaran Ibuk lagi, Nanti 1 jam lagi” Kata salah seorang siswi yang ada di lokal itu.

“Oh, iya ya..” jawabku sambil membuka galeri Hp guna melihat jadwal mengajarku.

Ternyata benar. Gagal focus. Balik kanan, turun tangga, langsung menuju ruang BK, tempat terdekat yang bisa aku singgahi untuk istirahat sejenak. Rutinitas PBM berjalan seperti biasa, lancar.

Saat bel tanda pembelajaran telah berakhir, ngobrol ringan dan bercanda dengan teman guru lainnya pun dimulai. Yang paling menarik dari obrolan tadi adalah tentang kelas menulis yang baru saja kami ikuti bersama. Kami saling menyemangati. Serulah pokoknya. Tak terasa jam yang tergantung tepat di tiang depan mejaku menunjukkan pukul 15.30 WIB. Sudah saatnya aku harus cuss menjemput Si kakak pulang sekolah.

Berlanjut ke rumah mama Ami untuk menjemput Si Adik.

Jangkrik berjalan santai melintasi jalan kampung yang agak sepi sore ini. Sampailah kami bertiga di rumah kecil di tengah sawah nan asri., Perumahan Padang Karambia Sejahtera Blok B No. 5. Di sanalah rumah kami.

Bongkar-bongkar tas , cuci-cuci tempat bekal anak, memasak, menyapu, merapikan semua yang ditinggal tadi pagi pun dimulai. Untung Si Kakak dan adik lagi akur. Mereka bermain di halaman. Sehingga pekerjaan rumah ini berjalan lancar, tanpa ada perlawanan dari para bocah.

“Mandi lagi nak….!” Panggil ku pada mereka yang sedang asyik berlarian, bermain dengan anak tetangga. Sabaaaaarrrrr….Itulah yang ku lakukan menunggu ia mau mandi. Benar saja, mandi kelar pas saat adzan magrib berkumandang. Shalat magrib berjamaah, dengan Si Adik yang selalu saja mondar-mandir di atas sajadah kakak.

Pesawat televisi dinyalakan kakak. Aku mengambilkan nasi untuk makan malam dan menyuapi mereka berdua sembari menonton TV. Alhamdulillah, ayam kecap buatanku sore tadi laku keras. Enak mi, kata mereka berdua.

Seperti biasa, setelah makan malam si adik langsung ngantuk. Hanya dalam beberapa kali ayunan saja, ia pun terlelap.

Besok, Selasa adalah pelaksanan PH kakak di sekolah. Aku pun menemaninya belajar dan memberikan beberapa pertanyaan untuk menguji pemahamannya. Sekejap saja, kakak sudah mengantuk pula. Mungkin karena mendengar senandungku mengantar adiknya tidur di ayunan.

OK kakak, Isya dulu, baru tidur !”,

Kami berdua bergegas kekamar mandi dan berwudhu’, kemudian shalat Isya. Mengunggu ia tertidur, aku hidupkan muratal alquran sembari memuraja’ah hafalan Abasa-nya.

“Anak-anak sudah tidur, Abi lagi ngapain”, pesan singkat ku kirimkan pada suami yang ternyata masih dikantor. Video call pun dimulai.

Sebentar saja, karena jaringan internet mungkin lagi sedang bermasalah, lelet. Selamat tidur semua,, Moga hari esok lebih baik dari pada hari ini. Aaamiiin..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Vi, sudah jadi tuh satu cerpen :)

10 Feb
Balas

Makasih pak Tos. Dicubo plo stek..

10 Feb
Balas



search

New Post