Latihan menyunting
Luka yang Mendera
Oleh Seir Haidah Hasibuan
(Sumber: Blog Gurusiana)
"Pergilah! kalau itu maumu. Tak usah kembali lagi” Kirin tak kuat lagi menahan luka
yang sekian lama bertengger di dadanya. Tidak ada lagi kedamaian dalam bahtera
mereka. Setiap malam Dodi suaminya meninggalkan rumah mungil tempat tinggal mereka
yang masih seumur jagung.
Prang….., semua piring dihempas ke lantai, tersentak Kirin mendengarnya. Kirin
bergeming, tak ingin dia menoleh tingkah laku suaminya itu.
Suara pintu terdengar kencang, saat Dodi ke luar meninggalkannya.
Sunyi dan sepi, saat Dodi meninggalkan Kirin. Tak ada lagi hentakan suara dan benda
yang melayang.
Hanya air mata yang menganak sungai membasahi pipi Kirin.
"Mana janji manis yang kau ungkapkan dulu Mas? saat kita bercinta dulu, semuanya
menjadi hampa belaka.
Walau engkau menyakitiku, aku tetap berharap kita akan berdamai lagi. Aku tetap berdoa untuk meluluhkan hatimu yang keras bagai batu karang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar