MENUA ITU PASTI

Wow.. itulah yang terjadi pada diriku , badan semakin kurus, rambut beruban dan muncul guratan pada wajahku yang hitam ini. Rupanya sudah 35 tahun aku merasakan manis dan pahit kehidupan ini, hari demi hari terlewati sedemikian cepatnya seolah tak menghiraukan kerasnya perjalanan hidup ini.

Sekarang setiap langkah hidupku ini hanya untuk membuat keluargaku bahagia , tanpa harus memikirkan keadaan tubuhku yang semakin termakan usia, kadang – kadang istriku menyuruh untuk memakai semir rambut tetapi kutolak dengan lembut dengan alasan semakin banyak uban berarti semakin dewasa dan akan semakin menyanyangi keluaraga.

Tanpa pengorbanan tidak akan menghasilkan sesuatu yang berharga, itulah semboyan hidupku. Menempuh perjalanan yang jauh dan melewati jalan - jalan yang rusak dan berbahaya sudah menjadi keseharianku sebagai guru, bahkan harus berjibaku dengan alam saat mengalami tanah longsor. Ya , memang didaerah tempatku mengajar tepatnya di SD Negeri 1 Gumingsir, Kecamatan Pagentan adalah daerah pegunungan yang berada diwilayah Kabupaten Banjarnegara yang sangat rawan sekali longsor, hampir setiap musim hujan pasti akan terjadi longsor dan harus jalan kaki untuk bisa melewatinya.

Sangat menyita waktu itu pasti, tapi sudah menjadi kewajibanku sebagai seoarang guru harus tetap mengajar bagaimanapun keadaan dan kondisinya. Lelah itu pasti, apalagi sekarang keadaan tubuhku tidak sekuat dulu. Uban dirambut yang bertambah banyak menandakan bahwa aku sudah semakin berumur dan tidak muda lagi. Aku harus lebih menjaga kesehatan dan pola hidup agar tidak mudah sakit.

Menua adalah suatu proses kehidupan yang harus terjadi dan tidak bisa dihindari oleh setiap mahluk hidup di dunia ini. Melihat wajahku yang mulai berubah tidak sesegar dulu semakin mengingatkanku kepada sang pencipta bahwa hidup hanya sekali dan harus digunakan sebaik-baiknya. Dengan semakin menua tubuh ini menyadarkanku tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha Esa.