ANAKKU BUKAN MILIKKU (BAGIAN SATU)/ Tantangan hari ke-19
Memiliki anak adalah impian setiap pasangan suami istri. Dengan hadirnya anak, maka ikatan pernikahan akan semakin kokoh. Anak memang bisa menjadi perekat sebuah tali pernikahan. Anak bisa menjadi sumber motivasi bagi seorang ayah untuk bekerja lebih giat. Anak bisa menjadi pelipur penat bagi seorang ibu yang telah menghabiskan seluruh waktunya mengurus keluarga. Anak juga menjadikan sebuah rumah tangga jelas arahnya. Yah, anak memang segalanya.
Jangan ditanya, apakah seorang ayah sayang pada anaknya. Jangan pula ditanya pada seorang ibu, apakah cinta pada buah hatinya. Karena jawabannya sudah pasti, amat sangat sayang, amat sangat cinta. Jangankan raga, nyawa pun rela dijadikan taruhan demi membahagiakan anak.
Menyayangi dan mencintai anak tidaklah cukup hanya dengan memberinya makan, mencukupi sandangnya, memberinya tempat berteduh. Ada hal lain yang juga penting, yaitu menyiapkan anak-anak menjadi manusia yang sanggup berdiri sendiri pada masanya dia dewasa. Membuat anak menjadi manusia yang bisa menghadapi kehidupan dengan segala masalahnya, ini berkaitan dengan memberi bekal pendidikan yang cukup bagi anak-anak. Baik pendidikan agama maupun pendidikan untuk bekal hidupnya.
Orang tua sering kali merasa risau ketika belum bisa menyiapkan warisan harta buat anak-anaknya. Tetapi, orang tua tidak merasa khawatir ketika tidak mewariskan ilmu pengetahuan yang cukup untuk bekal hidup anaknya. Padahal sesungguhnya inilah yang harus lebih dikhawatirkan, meninggalkan anak-anaknya dalam kondisi lemah, bukan lemah harta, tetapi lemah ilmu. Karena pada kenyataannya, harta bisa habis walaupun diwaris tanah berhektar-hertar dan uang milyaran, tetapi ilmu tidak akan habis, selamanya bisa jadi bekal buat anak-anak di dunia dan adi akhirat. Hal ini sebetulnya sudah disinggung dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 9, yang artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka....”
Menurut ayat tersebut, setiap orang tua hendaknya merasa khawatir apabila sepeninggalnya, anak-anak mereka masih lemah, bukan hanya lemah secara fisik, tetapi juga lemah iman dan lemah ilmu, karena semua itu berkaitan dengan kesejahteraan hidup mereka di dunia dan akhirat. Dengan kata lain, setiap orang tua punya kewajiban menyiapkan anak keturunannya memiliki bekal yang cukup untuk kualitas hidup mereka kelak.
Mengenai memberikan bekal pendidikan bagi anak, Nabi Muhammad SAW dalam salah satu haditsnya menyebutkan, “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mere hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.” Hal ini mengandung maksud bahwa mendidik anak, memberikan bekal ilmu pada anak harus disesuaikan dengan kondisi terkini. Sesuai dengan tuntutan zaman. Ilmu itu bersifat dinamis, tidak statis. Keberadaan ilmu menyesuaikan dengan tuntutan masa kini dan masa depan.
Sebagai orang tua, tentu saja segala bentuk perkembangan zaman ini harus diikuti dengan kemauan untuk terus mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Mengapa begitu? Ya, karena dalam mendidik anak pun harus sesuai dengan kepentingan mereka masa yang akan datang, bukan masa lalu. Setiap perubahan zaman, diikuti dengan tantangan yang berubah. Tantangan untuk anak-anak ketika mereka dewasa nanti, berbeda denngan tantangan yang dihadapi orang tua masa lalu dan masa sekarang. (Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mencerahkan
Terimakasih sudah membaca tulisan saya Pak.
Paparan luar biasa. Setuju Bund, anakmu bukan milikmu, tapi anak adalah amanah yang harus dijaga. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terimakasih telah mampir dan membaca tulisan saya. Saya merasa tersanjung.
Terimakasih sudah membaca tulisan saya Neng Oni
Masya'Allah.... Suka dengan pemikiran Ibu. Izin share ya Bu....
Dengan senang hati. Silakan.