N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web

ANDAKAH GURU PENGGERAK ITU?

Pada peringatan Hari Guru Nasional 2019 ada satu ide menarik yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam pidatonya, yaitu Guru Penggerak. Bahkan istilah Guru Penggerak ini boleh disebut sebagai salah satu esensi dari pidatonya selain istilah Merdeka Belajar.

Seperti apa sosok Guru Penggerak itu? Secara harfiah, Guru Penggerak adalah guru yang mampu menggerakkan. Menurut Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Supriarno, M.Ed., Guru Penggerak adalah guru yang bisa menumbuhkan empati sosial pada anak didik, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengukuhkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, seorang Guru Penggerak adalah guru yang mampu meraih tangan teman sejawatnya untuk diajak berkolaborasi. Intinya, sosok Guru Penggerak ini merupakan sosok yang keberadaannya dirasakan sebagai orang yang menularkan aura positif tidak saja bagi siswa, tetapi juga bagi sesama guru. Sosok Guru Penggerak ini harus dimiliki setiap sekolah.

Hadirnya Guru Penggerak di setiap sekolah diharapkan memunculkan ide-ide kreatif dalam menentukan program sekolah untuk menumbuhkan kepedulian siswa pada lingkungan, membekali kecakapan hidup (life skil) siswa, menemukan bakat siswa yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Selain itu, Guru Penggerak dapat menjadi motor penggerak teman-teman sejawat untuk melakukan perubahan pembelajaran di kelas yang lebih menekankan pada pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar yang memberikan kesempatan pada siswa mengeksplor kemampuannya dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan semangat mencari ilmu.

Bagaimana tanggapan para guru dengan digaungkannya istilah Guru Penggerak? Ada dua tanggapan yang muncul, yang pertama, kalau yang menanggapi adalah guru yang selama ini memang memiliki kreativitas tinggi, selalu punya ide-ide gila dalam pembelajaran di kelas, tak henti berinovasi, tentu akan menanggapinya sebagai angin segar. Kenapa? Karena selama ini guru kreatif yang memiliki segudang ide gila, guru yang selalu berinovasi, sering tidak didukung, tidak diapresiasi oleh pimpinan, bahkan tidak jarang dianggap sebagai “manusia aneh” atau stigma negatif lainnya hingga dikucilkan karena dianggap merusak tatanan yang sudah ada. Hadirnya ide Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini yang secara langsung mengamanahkan kepada kepala sekolah dan para pengawas untuk melindungi, mendukung, dan memberikan kewenangan bagi para guru seperti ini dalam melakukan perubahan, bukankah merupakan sesuatu yang membahagiakan? ibarat angin segar yang menyejukkan.

Sementara kalau dilihat dari kacamata guru yang sudah terlanjur betah di “zona nyaman”, adanya gaung Guru Penggerak dianggap mengusik ketentraman. Hari-hari yang semula tenang, tiba-tiba riuh harus berlari pontang- panting mengikuti sistem yang berubah. Hadirnya ide Guru Penggerak akan ditanggapi negatif oleh golongan seperti ini. Adanya tuntutan untuk membuat perubahan kecil di kelas dalam pembelajaran, membuat kaget, bingung, dan tidak nyaman. Tetapi, sepahit apapun konskuensi yang harus ditanggung, perubahan harus terjadi supaya dunia pendidikan di negeri ini lebih maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Akhirnya, timbul pertanyaan, bagaimana cara menjadi Guru Penggerak? Sebetulnya untuk menjadi seorang Guru Penggerak modalnya hanya 2, yaitu kemauan untuk terus belajar dan kesediaan untuk mau berubah, yang disingkat KBKB. Semua guru bisa menjadi Guru Penggerak asal mau melakukan dua hal tadi.

1. Kemauan untuk terus belajar, merupakan modal pertama untuk menjadi Guru Penggerak. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang, maka seorang guru yang tugas utamanya membimbing siswa agar tumbuh menjadi manusia yang siap menghadapi tuntutan zaman harus selalu meng-update diri seiring perkembangan zaman. Jangan malu untuk terus belajar.

2. Kesediaan untuk mau berubah, maksudnya, pendidikan di era disrupsi sekarang ini memungkinkan terjadi banyak perubahan yang sangat cepat, perubahan tatanan lama yang masih manual diganti dengan sistem digital, maka guru sebagai pelaku dalam dunia pendidikan mau tidak mau harus ikut berubah. Seorang siswa dapat dengan mudah mengakses informasi dengan gawainya secepat kedipan mata, maka kalau mau menggerakkan siswa, guru harus bersedia untuk selalu berubah seiring perubahan yang terjadi.

Selamat menjadi Guru Penggerak untuk teman-teman guru se- Indonesia.

(Tangerang Selatan, 05 April 2020)

Nama lengkap saya N. Supriati, saya adalah guru Bahasa Indonesia di MTsN I Kota Tangerang Selatan-Banten. Di sebuah desa di kaki Gunung Ciremai saya dilahirkan, tepatnya di Rajagaluh-Kabupaten Majalengka-Jawa Barat, pada tanggal 02 September 1967. Alamat email saya [email protected]. Adapun nomor WA saya 082114087944..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin, terimakasih Bunda Kartina.

06 Apr
Balas

Moga masuk nominasi ya bu guru ..

05 Apr
Balas



search

New Post