N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web

BAHAGIAKAH ANAK ANDA? (Tantangan hari ke-57)

Ada pengalaman menarik ketika tadi sore pulang darin tempat kerja. Seperti biasa melewati sebuah area pertokoan yang cukup ramai. Yang menggelitik perasaanku adalah ketika aku melihat di salah pinggir salah satu ruko yang biasa kulewati ada seorang ibu muda dengan dua orang anaknya duduk di sana. Di sampingnya ada sebuah karung berwarna kusam dengan sebuah benda panjang ujungnya seperti ada pengait. Rupanya mereka adalah keluarga pemulung.

Si Ibu memakai daster lusuh dengan kerudung warna hijau yang juga sudah lusuh. Anaknya yang satu mungkin berumur kurang lebih 6 tahun dan yang satunya lagi kira-kira 4 tahun. Terlihat si Ibu sedang menyuapi kedua anaknya makan nasi bungkus. Lahap sekali kedua anak tersebut makan nasi yang disuapkan ibunya. Mereka terlihat bahagia, menikmati nasi bungkus yang entah menunya apa. Sesekali si anak yang berumur kira-kira 6 tahun bicara sambil menunjuk-nunjuk toko mainan yang ada di seberang tempat mereka duduk. Entah apa yang dikatakan si anak. Tapi, terlihat si ibu mengusap-usap lembut kepala anaknya, kasih sayang terbayang jelas dari sikapnya. Tak lama dari itu, datang seorang laki-laki dengan karung yang hampir penuh menghampiri mereka. Si anak yang kecil terlihat melonjak-lonjak gembira melihat kedatangan laki-laki tersebut. Dengan sayangnya laki-laki tersebut menggendong dan menciumi anak kecil itu. Aku menyimpulkan laki-laki itu ayahnya. Setelah itu mereka berempat pergi dari sana. Ada pemandangan yang membuat aku terharu melihat mereka, si ayah terlihat menggendong anaknya yang kecil di punggungnya sambil tetap mengaikkan karung hasilnya memulung di pundaknya. Sementara si ibu menuntun anaknya yang besar sambil tetap tangan satunya memegang karung. Gambaran keluarga yang harmonis dan bahagia. Tak terasa air mataku meleleh melihat peristiwa tersebut. Aku leluasa mengawasi mereka dari tempat fhoto copy yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

Aku membayangkan mereka adalah keluarga yang berbahagia dalam segala keterbatasannya. Anak-anak yang manis yang bahagia karena mendapat limpahan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya. Isteri yang bahagia karena memiliki suami yang bertanggung jawab dan penyayang. Suami yang bahagia karena didampingi isteri yang sabar dan nrimo. Keluarga bahagia akan melhirkan anak-anak yang bahagia pula. Membesarkan anak-anak dan membuat mereka bahagia, sangatlah penting bagi setiap orang tua. Menurut psikolog, Elizabeth Santosa, “Kebahagiaan saat kanak-kanak memiliki pengaruh positif terhadap tumbuh kembang kognitif (proses belajar), nilai diri, social skill, saat dewasa.” Masih menurut Elizabeth, “Anak yang bahagia sejak kecil memiliki peluang besar untuk menjadi individu yang memiliki emosi positif dan memiliki kepuasan hidup tinggi di masa depan.”

Kebahagiaan itu seperti mata rantai. Apabila orang tua bahagia ketika membesarkan anak-anaknya, maka mereka akan menularkan kebahagiannya itu kepada anak-anaknya. Artinya, anak-anaknya pun akan tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia. Anak yang bahagia akan memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya. Secara umum, setiap anak membutuhkan kehadiran orang tua bukan hanya sekedar fisiknya saja, tetapi hadir pula kasih sayangnya, dan perhatiannya. Kalau orang tua bisa hadir di setiap saat anak-anaknya membutuhkan, maka salah satu cara membuat anak bahagia sudah dimiliki. Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak akan terbangun kalau dua pihak tersebut sama-sama berada dalam satu frekuensi yang sama, yaitu bahagia.

Sebaliknya, kalau anak dibesarkan oleh orang tua yang memiliki masalah emosional, maka akan berdampak pula pada emosional si anak. Apakah ini yang menjadi penyebab, akhir-akhir ini ada fenomena anak-anak menjadi pelaku kejahatan atau kriminal? Mulai dari anak-anak yang menjadi pelaku tindak asusila perkosaan, perampokan, pemalakan, bahkan yang beberapa hari belakangan ini anak usia 14 tahun membunuh teman mainnya yang berumur 5 tahun di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kalau dilihat dari sisi umur, rasanya tidak percaya anak seumur itu sudah memiliki keberanian untuk menghilangkan nyawa orang lain, yang notabene adalah teman mainnya setiap hari. Ada masalah apa? Atau apa motif yang melatarbelakangi perbuatan nekadnya tersebut? Memang belum sepenuhnya terkuak, masih dalam penyelidikan.

Pada akhirnya, Semoga semua peristiwa yang terjadi bisa memberikan pembelajaran bagi kita semua untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri masing-masing, terutama sebagai orang tua. Membangun komunikasi yang baik dengan anak sangatlah dibutuhkan supaya kita segera bisa mewaspadai apabila ada gejala yang tidak biasa pada anak-anak kita.

(Villa Pamulang, 11 Maret 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pertanyaan yg sulit utk dijawab, HOTS!

12 Mar
Balas

Terimakasih sudah mampir dan memberikan komentar. Barokallah.

12 Mar

Orangtua sumber utama. Smg kita bs mjd ortu bermakna.keren bu

12 Mar
Balas



search

New Post