N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web

DALAM TAWAKKAL ADA IKHTIAR (Tantangan hari ke-67)

Menyikapi larangan untuk bepergian ke luar rumah dan mendatangi kerumunan orang guna menghindari semakin banyaknya korban akibat sebaran virus corona, ternyata berbeda-beda. Ada orang yang mematuhi karena yakin kalau pemerintah memberlakukan pelarangan berarti ada hal berbahaya kalau dilanggar. Tetapi, sebagian lagi tidak seperti itu, walaupun berbagai media sudah menyebarluaskan informasi bahayanya melakukan perjalanan dan mendatangi tempat keramaian, tetap saja, ada yang masih melakukan perjalanan ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Ada juga yang berbondong-bondong mengunjungi tempat rekreasi di luar kota karena di Jakarta semua tempat rekreasi ditutup. Ketika ditanya, mengapa tidak mengindahkan larangan pemerintah? Apakah mereka tidak takut terpapar virus atau malah menularkan virus kepada orang lain? Jawaban mereka sangat santai tanpa beban, “Kenapa takut? Semua manusia bakal mati. Ada pun cara kita mati bisa berbeda-beda. Kalau sudah ditakdirkan mati karena virus, walaupun nggak bepergian dan diam saja di rumah pun tetep saja akan mati.”

Jawaban yang dilontarkan tersebut menunjukkan ketidakpedulian akan keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekeliling kita. Kematian memang suatu takdir, tetapi menghindari tempat yang akan membahayakan keselamatan jiwa merupakan hal yang penting. Jadi menyikapi pelarangan untuk bepergian ke luar rumah dan mendatangi tempat-tempat yang ada kerumunan orang merupakan iktiar yang harus dipatuhi. Ikhtiar (berusaha) agar terhindar dari hal-hal yang akan mengancam keselamatan jiwa merupakan hal yang harus dilakukan. Bersikap tawakkal (berserah diri kepada Allah) bukan berarti pasrah tanpa melakukan upaya apa-apa. Dalam tawakkal itu harus ada ikhtiar atau berusaha untuk mencari jalan ke luar agar wabah virus corona tidak menjalar ke mana-mana, Salah satu caranya adalah mengikuti instruksi-instruksi pemerintah, seperti lebih rajin mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker jika ke luar rumah, menyemprotkan disinfektan di tempat-tempat yang sering disentuh di rumah, menghindari tempat keramaian, dan tidak melakukan perjalanan ke tempata lain.

Kepatuhan terhadap semua keputusan pemerintah (umara) merupakan rangkaian dari beriman kepada Allah SWT. Seperti salah satu bunyi ayat suci Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul-rasulnya, dan kepada para pemimpin di antara kamu ....” Taat dan patuh kepada pemimpin mendapat perhatian khusus dalam agama karena berkaitan dengan kesejahteraan dan ketentraman hidup orang banyak. Apabila kondisi negara aman, maka rakyat akan aman dalam melaksanakan ajaran agama.

Harapan kita tentu saja, seiring dengan semakin gencarnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah, maka seluruh lapisan masyarakat akan memiliki kesadaran bahwa untuk mencegah penularan yang semakin banyak, maka diperlukan upaya bersama untuk satu gerakan meminimalisir kontak dengan pihak luar. Semoga ancaman virus corona segera teratasi. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

(Villa Pamulang, 21 Maret 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post