ELOK BASA BEKAL HIDUP, ELOK BUDI BEKAL MATI (Tantangan hari ke-39)
Hidup di zaman sekarang ketika media sosial sudah merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari keseharian, merupakan tantangan tersendiri dalam urusan menjaga perkataan. Setiap saat dengan mudahnya setiap orang memberikan komentar terhadap kehidupan orang lain. Entah dari gaya hidupnya, dari kondisi keluarganya, penampilannya, semua menjadi sasaran komentar. Komentar yang ke luar seringkali merupakan komentar yang negatif, bahkan menggunakan kalimat-kalimat kasar yang sangat menyakitkan perasaan orang yang dikomentari. Tidak jarang kalimat yang dikeluarkan berupa fitnah dengan tujuan untuk menjatuhkan. Orang dengan mudahnya mengeluarkan perkataan kotor untuk menghujat, menista, dan mendiskreditkan orang lain. Seakan dirinya sendirilah yang paling benar dan maha benar.
Menjaga lisan atau menjaga perkataan harus selalu dilakukan mengingat lisan merupakan hal yang bisa membuat kita corang elaka apabila tidak dijaga. Lisan bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kehinaan baik di dunia maupun di akhirat. Dengan lisan seseorang bisa masuk penjara, dengan lisan pula seseorang bisa masuk neraka. Sebaliknya, dengan lisan bisa meninggikan derajat seseorang setinggi-tingginya. Semua tergantung bagaimana kita mengelola dan menggunakan lisan kita. Ada salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat relevan dengan kondisi ini, yaitu, “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan”, (HR. Bukhari). Dalam riwayat lain disebutkan, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)”, (HR. Bukhari Muslim).
Perkataan seseorang menunjukkan seperti apa kualitas dirinya. Orang yang biasa bertutur kata baik, santun, tidak pernah menyakiti orang, selalu jujur, menunjukkan orang tersebut memiliki akhlak yang baik. Berlaku sebaliknya, apabila kalimat yang ke luar dari mulutnya selalu kasar, menyakiti orang, dusta, maka, secara tidak langsung orang tersebut sudah menunjukkan bahwa itulah dirinya, seperti itulah sifatnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, umumnya orang yang memiliki akhlak yang baik disukai banyak orang. Banyak keutamaan yang akan dirasakan oleh orang yang selalu menjaga lisan dan perbuatannya, seperti akan dihormati, disegani, semua perkataan dan perbuatannya diikuti orang lain, terhindar dari permusuhan, dan masih banyak lagi yang lain. Tidak saja ketika dia masih hidup, bahkan ketika sudah mati pun, nama baiknya akan banyak dikenang orang. Alangkah mulianya kedudukan orang yang selalu menjaga lisan dan perbuatannya. Itulah gambaran dari peribahasa ELOK BASA BEKAL HIDUP, ELOK BUDI BEKAL MATI, yang mknanya “Orang yang baik budi bahasanya akan disenangi orang selama hidup dan setelah mati pun dipuji orang”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap dan menarik pembelajarannya
Terimakasih Bu Yayuk sudah menanggapi tulisan saya. Barokallah.
Setuju bu...sangat menginspirasi..sukses selalu bu...salam kenal
Terimakasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Salam kenal kembali, saya dari Tangerang Selatan, Banten. Barokallah fiik