N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGENDALIKAN NAFSU, SEBUAH RENUNGAN (Tantangan hari ke-47)

MENGENDALIKAN NAFSU, SEBUAH RENUNGAN (Tantangan hari ke-47)

Setiap manusia memiliki nafsu. Tidak hanya manusia yang memiliki nafsu, binatang pun memilikinya, bedanya, manusia juga diberikan akal selain nafsu. Dengan nafsunya ini manusia bisa menjalani kehidupan dengan wajar. Punya keinginan untuk makan, minum, berkeluarga, tidur, memiliki banyak harta, dan sebagainya, merupakan hal-hal yang didasari oleh nafsu. Karena nafsu pulalah peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang pesat di dunia ini. Sehingga, nafsu tidak bisa dikatakan sepenuhnya buruk, banyak hal positif yang bisa dipetik dari kehadiran nafsu dalam diri manusia.

Apa sesungguhnyan nafsu itu? Menurut wikipedia bahasa Indonesia, hawa nafsu adalah sebuah perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seorang manusia.Hawa nafsu merupakan kekuatan psikologis yang kuat yang menyebabkan suatu hasrat atau keinginan intens terhadap suatu objek atau situasi demi pemenuhan emosi tersebut. Berdasarkan uraian pengertian tersebut, nafsu bisa saja mengarah ke hal positif karena keinginan manusia ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Contoh keinginan positif, yaitu keinginan untuk bekerja, keinginan untuk mencari ilmu, keinginan untuk beribadah, dan sebagainya. Namun, tak dapat dipungkiri,nafsu memiliki kecenderungan untuk menyimpang atau condong ke arah perbuatan negatif. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengendalikan nafsu, bukan dikendalikan nafsu.

Dikatakan oleh Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, “Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya.” Mengendalikan nafsu memang bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena nafsu banyak menawarkan kenikmatan, walaupun itu kenikmatan yang semu. Karena beratnya inilah, maka orang yang yang mampu mengendalikan nafsu adalah orang-orang hebat yang sudah dijanjikan akan hidup bahagia. Misalnya, ketika sedang berniat puasa, hari sangat panas, tentu menurut nafsu lebih enak minum segelas jus mangga yang manis segar dari pada harus menahan haus dan dahaga. Orang yang mampu mengendalikan nafsu akan tetap teguh pendirian menjaga puasanya walaupun sangat haus.

Nafsu memang menjadi musuh yang paling berat bagi manusia. Kenapa tidak, karena yang dihadapi bukan orang lain, tetapi diri sendiri. Nafsu menyatu dalam diri setiap manusia. Melawan diri sendiri teramat sulit, nafsu ini tidak bisa dilihat wujudnya, tetapi muncul dalam perbuatan-perbuatan tercela, misalnya keinginan memperbanyak harta dengan cara yang tidak halal (korupsi), melakukan suatu kebaikan karena ingin dipuji orang (riya), sombong dengan semua kelebihan yang dimiliki, menyembunyikan kebenaran, dan sebagainya. Orang yang selalu memperturutkan nafsunya berarti dia dikendalikan oleh nafsunya. Balasan bagi orang dikendalikan oleh nafsunya adalah kesengsaraan, seperti dalam peribahasa KARENA MATA BUTA, KARENA HATI MATI, yang artinya, orang yang selalu menuruti hawa nafsunya, akhirnya harus menanggung segala perbuatannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post