N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERAIH HIKMAH DI TENGAH MUSIBAH COVID 19 (Artikel Lomba Menulis Di Rumah Aja Media Guru)

MERAIH HIKMAH DI TENGAH MUSIBAH COVID 19 (Artikel Lomba Menulis Di Rumah Aja Media Guru)

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran covid 19 di Indonesia. Dimulai dengan penetapan WFH (Work from Home) dan Belajar dari Rumah, dilanjutkan dengan anjuran social distancing/physical distancing, kebijakan PSBB (Pembatasan sosial Berskala Besar) di berbagai daerah, sampai yang terakhir, larangan mudik bagi para perantau. Sejalan dengan itu, imbauan #stayathome atau #dirumahaja menjadi trending topic di mana-mana. Sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya semua aturan itu dipatuhi.

Sebagai orang yang memiliki profesi ganda, yaitu ibu rumah tangga dan guru, anjuran stay at home yang berdampak pada tuntutan untuk cerdas membagi waktu. Sebelum ada ketentuan untuk WFH, saya terbiasa memisahkan antara tugas sebagai guru di sekolah dan sebagai ibu rumah tangga di rumah. Ketika sudah di rumah, saya menanggalkan dahulu semua tugas kantor, dan fokus mengurus rumah tangga sebagai istri dari suami saya dan sebagai ibu dari ketiga anak-anak saya. Tetapi, sekarang, saya harus menyesuaikan ritme kerja karena semua terfokus di tempat yang sama, yaitu di rumah. Pada awalnya saya kerepotan dalam membagi tugas dari dua profesi ini, lama kelamaan saya punya pola tersendiri, yaitu ketika jam 07.00 – 13.00 saya berperan sebagai guru yang siap membimbing dan membersamai murid-murid saya belajar secara daring atau online, menyediakan diri menjadi konsultan untuk murid-murid saya, mengoreksi dan mengomentari tugas-tugas siswa, melakukan zoom meeting seminggu sekali dengan murid-murid saya,. mengerjakan administrasi guru, dan membaca buku atau artikel tentang masalah pendidikan sebagai upaya menambah wawasan. Selain itu, saya juga menyelesaikan buku ketiga saya tentang “Desain Pembelajaran Menyenangkan”. Satu lagi yang saya lakukan, mengikuti diklat jarak jauh. Selama jam kerja ini, saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Selepas jam kerja, barulah saya mencurahkan perhatian saya untuk keluarga.

Karena anak-anak saya sudah besar, mereka bisa melakukan Belajar di Rumah tanpa harus dibimbing. Saya hanya memotivasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru atau dosen mereka sebaik-baiknya dan tepat waktu. Satu hal yang saya syukuri, banyak yang bisa kami lakukan bersama-sama saat stayathome. Kami bisa berjemur atau olahraga pagi bersama, walaupun hanya berjalan kaki 1000 langkah bolak-balik di halaman rumah. Kegiatan ini kami lakukan sebelum pukul 07.30 (sebelum jam kerja). Kami juga bersama-sama membersihkan dan membereskan rumah setiap hari Sabtu dan Minggu. Kegiatan memasak pun menjadi rutinitas yang menyenangkan karena kami bisa mencoba resep-resep baru dari internet. Kehidupan keagamaan kami pun bisa menjadi media untuk mempererat hubungan kekeluargaan. Kami bisa melaksanakan sholat fardu berjamaah setiap waktu diimami suami selaku kepala keluarga. Kami bisa bergantian dalam memimpin dzikir dan doa setelah sholat, bergantian membacakan dan mendiskusikan satu hadits shoheh yang selama ini tidak pernah kami lakukan, dan tadarrus Al-Qur’an bersama.

Untuk tugas sebagai guru (mapel Bahasa Indonesia), sesuai dengan anjuran Menteri Pendidikan, pembelajaran daring selama pandemi Covid 19 diarahkan untuk membekali murid dengan kecakapan hidup, maka saya lebih memilih memberikan tugas project. Di antara tugas project itu adalah:

1. Membuat video edukasi tentang covid 19 yang meliputi: apa itu Covid 19, cara penyebaran Covid 19 dan antisipasinya, gejala orang yang positif Covid 19 dan pencegahannya, serta stay at home, kemudian mereka upload di Youtube. Hasilnya luar biasa bagus, ini salah satu karya mereka https://drive.google.com/file/d/1Y1XCx7OLzSAKbaxttGKIJ7fRhnOL172b/view?usp=drivesdk.

2. Membaca dan membuat resensi satu buku fiksi dan satu buku ilmiah populer, dibuat dalam format power point.

3. Menulis teks tanggapan kritis tentang Covid 19.

Saya yang sebelumnya tidak pernah menggunakan aplikasi zoom meeting, google classroom, google drive, quizizz , sekarang dituntut oleh keadaan untuk menggunakan itu semua. Memang betul, di setiap musibah pasti ada hikmah. Musibah pandemi Covid 19 ini bagi saya mendatangkan hikmah yang luar biasa, yaitu mempererat hubungan keluarga dan meningkatkan krativitas sebagai seorang guru.

Profil Penulis

N. Supriati, biasa dipanggil oleh murid-murid dengan Ibu Yeti, dilahirkan di Majalengka-Jawa Barat pada tanggal 02 September 1967. Menjadi guru Bahasa Indonesia di MTsN I Kota Tangerang Selatan-Banten sejak 1997 sampai sekarang. Alamat email [email protected] dan nomor WA 082114087944.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ibu keren. Artikelnya bagus bagus dan mantap.

03 Jun
Balas

Ini guru hebat!

29 May
Balas

Mantap dan sukses

26 Jul
Balas

harus banyak belajar dari ibu, agar tulisanya lebih keren

06 May
Balas

Semoga menang bu

26 Jul
Balas

mantap uiyy..suka semangatnya..dan kreatif..guru penggerak sejati..salut

27 Jul
Balas

Mantap surantap tulisannya bu. Barokallah

26 Jul
Balas

Mantap surantap tulisannya bu. Barokallah

27 Jul
Balas

Barokallah keren bunda

28 Jul
Balas

Mantap bu..

12 Jun
Balas

Hebat

12 Jun
Balas



search

New Post