Setiap orang pasti senang apabila melihat pohon yang sedang berbuah. Terlihat menyegarkan, siapa saja yang memandang. Entah itu pohon yang ada di kebun sendiri atau kebun orang lain. Setiap orang akan menoleh dan mengagumi ketika melewati sebuah pohon yang berbuah lebat. Tidak hanya manusia yang suka, ternyata binatang pun banyak yang mendatangi pohon yang sedang berbuah. Seolah merasa berbahagia karena akan bisa menikmati buah pemberian Allah SWT tersebut.

Lain halnya, apabila ada sebuah pohon besar yang semestinya pohon tersebut menghasilkan buah yang melimpah, tetapi pohon tersebut tidak menghasilkan buah, tentu saja kemanfaatan pohon tersebut dipertanyakan. Mungkin saja si pemilik pohon tersebut akan berpikir ulang, apakah pohon tersebut layak dipertahankan atau ditebang saja karena sudah tidak bermanfaat.

Pohon tadi hanya sebuah perumpamaan dari manusia, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 24-25, yang artinya, “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit . Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan izin Tuhannya. Allah membuat perumpaman-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Dalam peribahasa, seperti pohon yang tidak berbuah, ditujukan pada manusia yang memiliki ilmu, tetapi tidak mengamalkan ilmu yang dimilikinya tersebut. Letak kemanfaatan ilmu itu ada pada amalnya. Ilmu dan amal ibarat dua sisi mata uang. Amal merupakan hasil dari ilmu. Bermanfaat atau tidak suatu ilmu, bisa dilihat dari sejauh manakah ilmu itu diamalkan. Sungguh rugi apabila ada orang yang berilmu, tetapi tidak menjadi lebih amal perbuatannya. Sungguh rugi orang berilmu, tetapi tidak menjadi tinggi derajatnya karena ilmunya tersebut. Sungguh rugi orang berilmu, yang tidak bertambah pahalanya karena tidak mengamalkan ilmu yang dimilikinya.

Untuk menghindari kondisi seperti pohon yang tidak berbuah tersebut, maka kita harus konsisten dengan ilmu yang dimilikinya. Tegak dalam kebenaran sesuai ilmu yang diyakininya. Apabila memungkinkan tularkan atau ajarkan ilmu itu pada orang lain supaya sisi kemanfaatan ilmu itu semakin banyak.