N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web

SUDAH HARMONISKAH HUBUNGAN KITA (GURU) DENGAN SISWA? (Tantangan hari ke6)

Pagi ini Jum’at 10 Januari 2020 Ibu Siti seperti biasanya berangkat ke sekolah tempatnya ia mengajar selama 20 tahun terakhir. Karena sesuatu hal ia tidak berangkat bersama suaminya naik sepeda motor seperti biasanya, tetapi, ia naik angkot. Tidak jauh memang jarak yang harus ia tempuh dari tempat tinggalnya ke tempatnya mengajar, hanya kira-kira 5 km. Perjalanan yang hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit itu banyak memberinya pelajaran. Ketika ia masuk ke dalam angkot tersebut, dilihatnya ada 4 orang anak (3 perempuan dan 1 laki-laki) berseragam sekolah di tempatnya mengajar. Dengan yakin ia duduk di samping salah seorang anak perempuan, dari 4 orang anak tersebut, hanya 1 orang diantaranya yang menyapa dan mengucapkan salam padanya. Dua orang anak yang lain jangankan mengucap salam, tersenyum pun tidak, bahkan seorang anak laki-laki yang ia kenal betul namanya karena kebetulan tinggal 1 RW dengannya menoleh pun tidak, ia seolah orang asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Penasaran bercampur dongkol ia tanya ke anak perempuan yang ada di sebelahnya,

“Kamu sekolah di mana?”

“Di sekolah X, Bu. Jawab si anak (nama sekolah yang disebut si anak itu persis sama dengan sekolah tempatnya bertugas).

“Kamu gak kenal sama Ibu?” tanyanya lagi.

Gak Bu! Emang Ibu siapa?” jawab si anak dengan santai.

“Belum pernah melihat Ibu?” dengan polos si anak itu menggeleng.

Mendengar jawaban si anak tadi benar-benar menohok jantungnya. Ia yang sudah merasa sangat yakin telah menjalankan tugasnya dengan baik ternyata keberadaannya tidak dianggap. Jawaban si anak perempuan tadi membuatnya kembali berpikir, sedemikian tidak ada artinyakah kerja kerasnya selama ini sampai-sampai ada di antara murid di sekolahnya yang sama sekali tidak mengenalnya, tidak menyadari keberadaannya. Ia memang hanya mengajar di 5 kelas dari 33 kelas yang ada, tetapi menurutnya peran sertanya di setiap kegiatan sekolah, apalagi ia juga merupakan salah seorang yang termasuk ke dalam tim Pembina karakter yang membuatnya cukup sering menjadi pembimbing seluruh siswa, seharusnya semua siswa mengenalnya. Tetapi kenyataannya, jangankan kata-kata yang ia sampaikan di depan para siswa tersebut di dengar atau dipatuhi, sosok dirinya saja bahkan sampai tidak dikenali oleh siswa. Suatu kenyataan yang sangat membuatnya miris.

Ibu Siti merupakan sosok guru yang mewakili ribuan guru-guru yang lain yang saat ini mengalami masalah yang kurang lebih sama, krisis kewibawaan di depan siswa-siswanya. Siswa tidak lagi menaruh hormat kepada gurunya. Tidak ada lagi sosok guru yang katanya “digugu dan ditiru” ditaati dan diteladani. Siswa memandang gurunya tidak lebih dari orang yang menyampaikan informasi, tidak masalah mau didengar atau tidak informasi yang disampaikannnya, mau dipatuhi atau tidak perintahnya. Tidak ada ikatan emosi antara dua insan guru dan murid tersebut.

Banyak hal yang mungkin menjadi penyebab “tidak harmonisnya” hubungan antara guru dengan murid akhir-akhir ini, antara lain:

1. Pembelajaran hanya difokuskan pada peningkatan akademik, kurang menyentuh pendidikan karakter.

2. Guru mengambil jarak dengan murid dan memposisikan sebagai atasan dan bawahan, bukan sebagai mitra.

3. Peraturan sekolah yang terlalu kaku dan kurang mengakomodasi aspirasi siswa.

4. Kurangnya kegiatan yang melibatkan guru dan murid untuk saling bekerja sama secara intens.

5. Guru tidak konsisten dalam menerapkan aturan.

6. Kurangnya keteladanan dari guru dalam mentaati tatatertib sejolah.

7. Murid merasa kurang diapresiasi dan cenderung disalahkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post