SUDAHKAH KITA MEMBERI KETELADANAN? (Tantangan hari ke-14)
Setiap hari mengajar di kelas ada saja cerita menarik yang dijumpai, Satu di antara cerita itu mungkin juga pernah teman-teman guru temukan di tempat teman-teman mengajar.
Suatu hari seperti biasa saya masuk kelas, siswa sedang ngobrol di pojok ruangan segera berlarian ke tempat duduk masing-masing. Saya membuka pelajaran dengan berdoa bersama yang dilanjutkan dengan menyampaikan kisah pendek salah seorang sahabat rosul. Anak-anak biasanya antusias kalau menyimak cerita inspiratif seperti ini.
Setelah selesai membacakan kisah inspiratif, tiba-tiba seorang mengacungkan tangannya pertanda mau bicara. Saya persilakan saja dia bicara. Saya memang biasa memberikan kesempatan pada anak-anak untuk menyampaikan usul, pertanyaan, atau kritik tentang apa saja sebelum pembelajaran dimulai. Awalnya tujuan saya tidak lain untuk melatih keberanian anak-anak berbicara, maklum saya kan guru Bahasa Indonesia. Oh, iya, saya adalah guru kelas IX di suatu MTsN.
“Bu, boleh saya bicara?” Tanya dia.
“Tentu saja boleh!” Aku memjawab
“Kalau kami terlambat datang ke sekolah, kami harus melapor dulu pada guru piket kemudian menghadap pembina OSIS, ujung-ujungnya diberi sanksi. Tetapi, kalau guru yang terlambat, kok, nggak ada sanksi apa-apa. Itu kan tidak adil.” Kata Sandy diiringi tepuk tangan teman-teman sekelasnya.
Deg! Ada sesuatu yang seperti menonjok dadaku. Pertanyaan yang menohok. Ternyata anak-anak memperhatikan kalau selama ini ada beberapa guru termasuk saya yang kadang-kadang datang terlambat. Mau jawab apa? Tak mungkin juga membela diri. Ya, ampuuun, anak-anak zaman sekarang, luar biasa pintar-pintar dan kritis. Saya merasa menjadi tertuduh di kelas ini!
“Begini anak-anak, aturan yang dibuat sekolah itu tidak semuanya sama untuk siswa dan guru. Begitu juga dengan sanksi untuk setiap pelanggaran, berbeda antara guru dan siswa. Kalau siswa yang terlambat sanksinya disuruh membaca Al-Qur’an 1 juz dulu baru boleh masuk kelas, tetapi, kalau guru diberi sanksi seperti itu, sementara dia harus ngajar, berarti siswa sekelas dirugikan nggak ada gurunya. Makanya, guru yang terlambat datang sanksinya berupa teguran dari kepala sekolah. Mulai dari teguran lisan sampai teguran tertulis berupa surat peringatan.” Saya berusaha menjelaskan secara panjang lebar.
“Apakah guru juga kalau tidak berseragam terkena point pelanggaran disiplin seperti siswa, Bu?” Siswa yang lain bertanya lagi.
Saya gelagepan mendapatkan pertanyaan ini. Alhamdulillah, untung hari ini saya berseragam lengkap, padahal kadang-kadang saya juga tidak memakai seragam, he he he.
“Oh, tentu saja, ada point pelanggaran disiplin yang berlaku bagi guru yang tidak memakai seragam,” saya menjawab pertanyaan dengan perasan tidak keruan.
Peristiwa di kelas tadi memberi sentilan bagi saya dan teman-teman guru yang lain. Satu sisi kita ingin siswa patuh pada aturan yang ditetapkan, tetapi di sisi lain guru tidak memberi keteladanan. Bagi siswa, kalau mereka harus datang tepat waktu, guru pun harus sperti itu. Kalau siswa terlambat mendapat sanksi, maka guru yang terlambat pun harus pula terkena sanksi. Sesungguhnya yang mereka inginkan bukan ingin melihat gurunya dihukum ketika melakukan pelanggaran, melainkan mereka ingin gurunya memberi contoh atau keteladanan untuk tidak pernah terlambat dan mentaati semua aturan yang berlaku di sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih sudah membaca tulisan saya. Barokallah Bunda Erniati. Salam kenal dari saya.
Iya betul itu buk...anak anak kita sekarang udah bisa menilai...