Nung Hodijah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Amanah

Adzan Shubuh jadi alrm yang membangunkan pagi harimu.Nak. kau singkap kan selimut yang menggulung di tubuhmu. Sayatan udara pagi tak kau hiraukan.Membasuh dan bersimpuh, serta kedua tangan mungilmu kau lipatkan di dada, kau tengadahkan seperti do'amu yang kau terbangkan ke langit.

Pagi itu, setelah kau bersih-bersih.Kau balut dengan kain dan kebaya.karena Kamis Nyunda, tampak berseri wajahmu kegirangan memakai baju itu untuk kali pertama.

Menuju pintu keluar berbarengan, dan sudah tampak tiga temanmu menatimu.Ada tentengan dengan kantong plastik.woww, terlihat ada kue tatr mini, dan 2 kado yang di satu kantongkan. Dengan nada heran kutanya." Nak, siapa yang ulang tahun?" Dengan wajah sumringah, dan polos seraya berujar, " Bu Guru!"Kenapa Kamu ga bawa kado, kenapa Kamu ga bilang biar kemarin dibelikan?Bibir mungil itu menyeringai, " Ini hasil ngiur.ada yang lima ribu, ada yang sepuluh ribu". Lalu Kami belikan itu semua?Mataku terbelalak, dengan jawaban polosnya, lalu kulanjutkan pertanyaanku sambil mengunci pintu, agar tidak kesiangan ke tempat kerjaanku yang harus kutempuh sekitar tiga puluh menitan." Nak, darimana tahu hari ini ulang tahun gurumu, Bu Guru yang bilang?". Dia mengangkat bahu sedikit, sambil senyum manisnya disunggingkan. " Tidak, kan harus jadi suprise!" . Wah kataku dalam hati..kosa katanya banyak juga, korban sinetron barangkali.

Tiga menitan berlalu, dan obrolan harus terhenti, karena pengantar sudah menanti di jalan yang setia mengantar ke sekolah tempat pekerjaanku sun tangan dan peluk cium mendarat di pipi mungil nan putih merona, sebagai ucapan perpisahan di pagi itu serta lambaian tangan dan saling mendo'akan, " hati-hati di jalannya ya.!"

Hatiku bergumam sambil berlalu. Sekecil itu sudah punya sikap kepedulian, walau perempuan tapi posisi ketua murid disandangnya, mungkin sikap kepemimpinannya sudah ada.Atau gurunya menginginkan dia sedikit mandiri, karena sering hal-hal kecil saja membuat nangis dirinya.

Ya, tidak heran lima tahun berlalu, tepat ulang tahun ketiga bersama ibunya yang terakhir kalinya. Ibunya harus berpulang di usia masih muda karena sakit yang dideritanya sejak bayi yang tak kunjung sembuh. Sifat si mungil ini, tergolong perengek, penakut serta sangat tergantung kepadaku, neneknya yang bisa dia peluk kala malam menjelang dan rasa takutnya.

Dengan sikapnya yang bisa mengumpulkan dana teman-temannya, membelikan sesuatu buat gurunya. Sungguh hal yang sangat membuat terenyuh, dia sudah dewasa dengan pemikirannya. Padahal usiamu baru delapan tahun, Nak. Baru saja empat bulan duduk di bangku kelas tiga pun. Semoga kau jadi anak yang sholeh. Nak. Semoga usia nenekmu ini sampai bisa melihat kesuksesanmu. Amanah Ibumu, pada nenekmu ini. !

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post