Nunung Nuraida

Saya adalah guru Bahasa Inggris di SMK al muslim. Sangat menyenangi membaca, khususnya novel, dan sedang menikmati menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perempuan pun Harus Tinggi!
gambar diambil dari http://clipart-library.com/clipart/1052622.htm

Perempuan pun Harus Tinggi!

Minggu lalu, saya kedatangan seorang alumni. Desy namanya. Dia merupakan anak terpintar di kelas. dan juga di sekolah. Secara peringkat dia selalu berada di urutan pertama sekaligus menjadi juara umum di jurusannya. Tidak hanya pintar, Desy ini anak yang berkepribadian baik dan sholehah. Intinya, dia meruapkan siswa dengan paket komplit. Bagus secara akademis dan baik secara non-akademis.

Dengan kecerdasannya, Desy bisa saja melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sayangnya, faktor ekonomi memaksanya untuk melepas mimpinya itu. Tunggu. Bukan mimpi Desy, tapi mimpi guru-guru sepertinya. Desy sendiri tidak bermimpi muluk-muluk. Karena dia sudah sepenuhnya memahami apa keinginan orang tuanya.

Ya, satu harapan besar orang tuanya adalah bahwa dia bisa bekerja di perusahaan setelah menamatkan sekolahnya. Ayahnya tidak mengizinkan dia untuk bekerja di dunia pendidikan. Fokusnya hanya di PT. Tentu, ini tidak hanya menjadi idaman ayahnya Desy saja. Pasti banyak orang tua yang menginginkan anaknya bekerja di perusahaan mengingat penghasilannya yang cukup lumayan. Bayangkan saja, seorang operator bisa berpenghasilan 8 juta sebulan jika ia rajin lembur. Bagaimana tidak tergiur?

Desy pun mengikuti tes dan wawancara pekerjaan di beberapa perusahaan. Semua hasil tes dan wawancara menyatakan Desy lulus. Sayangnya, di setiap perusahaan itu dia selalu berbenturan dengan tes kesehatan. Bukan karena di punya penyakit parah. Bukan itu. Tetapi, tinggi badannya lah yang tak sampai. Desy yang tingginya hanya mencapai 150 cm itu tidak berhasil mendapatkan satu pekerjaan pun di perusahaan-perusahaan besar. Sangat tragis, bukan? Siswa paling pintar dan baik tak mampu menembus dunia kerja di perusahaan hanya karena terhalang tinggi badan.

Apakah seketat itu tinggi badan seseorang menjadi syarat utama menjadi karyawan? Saya sendiri kurang memahami alasan dibalik syarat tinggi badan tersebut selain karena karyawan bagian operator harus banyak berdiri di saat bekerja sehingga membutuhkan postur tubuh yang tinggi untuk menyeimbangkan dengan tinggi mesin. Entahlah. Semoga saja ada kebijakan yang lebih baik untuk orang-orang seperti Desy.

Belajar dari kasus ini, saya sampai berpikir bahwa saya harus memasukkan anak perempuan saya ke sekolah renang supaya postur tubuhnya bisa tinggi semampai bak pramugari. Mana tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari? Syarat tinggi badan dihilangkan atau malah bertambah lebih tinggi? Tapi, tetap, saya berharap anak-anak saya bisa menempuh pendidikan yang jauh lebih tinggi dari saya sehingga postur tubuh tidak menjadi penghalang baginya untuk mencari pekerjaan. Karena dia akan menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri.

Semangat untuk Desy dan juga Desy-Desy lain di luar sana. Satu yang patut diingat. Rejeki tidak pernah tertukar.

Bekasi, 7 November 2017

Teruntuk muridku, Desy.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang bagus. Mirip pengalaman pribadi...

08 Nov
Balas

thank you bu dewi. :)

14 Nov



search

New Post