"Alangkah lamanya tidur sepanjang umur / Padahal lama begadang pun tidaklah mengurangi umur"

Itu adalah salah satu petikat kalimat nasehat Dr. 'Aidh Al-Qarni. Seorang ulama besar dari Mesir. Saat membaca kalimat ini saya langsung merasa tersadar sekaligus juga tersindir. Betapa bodohnya saya selama ini telah menyia-nyiakan waktu.

Saya mencoba memahami nilai yang dimaksud oleh beliau dalam kalimat itu. Cobalah ingat! Saat banyak-banyaknya kerjaan, tugas, atau tuntutan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Sepertinya waktu 24 jam sehari tidak cukup.

Sebaliknya kalau lagi "nganggur", banyak waktu luang, dan cuma duduk-duduk di rumah, waktu jadi terasa panjang sekali.

Kenyataannya? Setiap hari selalu 24 jam. Setiap jam selalu 60 menit. Setiap menit selalu 60 detik. Tidak ada yg berubah.

Ada yang lebih ekstrem lagi. Umur manusia sudah ditentukan Allah. Tidak akan maju tidak juga mundur. Kalau seumpamanya waktu hidup kita 70 tahun. Itulah waktu kita. Entah waktu itu dipakai untuk bekerja keras atau untuk hanya bermalas- malasan.

Maka pantaslah orang yg tidak menggunakan waktu dengan kebaikan disebut dengan "orang yang merugi" seperti yg disebutkan dalam surat Al-'Asr

"Demi masa, Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasehat menasehati untuk mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dengan kesabaran."

Jadi, jika itu sama-sama mengurangi waktu kita, kenapa tidak bekerja keras sekalian? Toh bermalas-malasan tidak akan memperpanjang waktu.