Kekasih bayangan
Hujan sore ini mengantar kerinduan. Wajah teduh menari bersama rintiknya. Senyum riang yang tak mampu terbahasakan.
Oh...apakah kau belahan jiwa itu? Atau mungkin hanya mampir sebagai bayangan?
Hujan masih menabuh gendang. Menyambut malam yang datang bertandang. Aku masih disini diruang hampa duduk sendiri. Hingga senja mengucap salam dan berlalu pergi.
Senja telah berganti malam. Aku menemui NYA dan membawamu hadir dalam bait baitku. Kau adalah takdir yang kurindukan. Bolehkah aku memimpikanmu malam ini? Sambil berharap mentari esok hadir mengiring mimpi yang jadi nyata.
Panyabungan, 25 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisinya menawarkan rasa baru..salam sukses selalu bunda
Terimakasih pak
Salam literasi. Sukses selalu. Semangat berkarya, sukses selalu bersama gurusiana.
Salam Literasi pak
Mantaap..sukses terus berkarya ..salam
Keren ..
Terimakasih bun..salam kenal dari Medan
siip
Terimakasih. Salam literasi
Salam
Musytaq Ilaik
Wa iyyak