Gadis Remaja dan Musholah Terminal
Di tengah sibuk hilir mudiknya penumpang di terminal Ledeng Bandung, angkot warna hijau yang menawarkan ke penumpang ada juga bus kota dan yang pasti alunan gitar para pengamen. Warung-warung nasi menjajakan aneka makanan yang membuat perut keroncongan ingin segera diisi di siang hari. Di belakang terminal berdirilah bangunan kecil mungil yaitu sebuah musholah, tempat beribadah para penumpang terminal yang singgah sambil melepas lelah. Tempat para mahasiswa IKIP Bandung pada waktu itu mengerjakan tugas, ada pula yang melakukan aktivitas kegiatan keagamaan.
Musholah terminal itu, tempat gadis remaja mahasiswi IKIP bandung mengajar anak-anak TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Bersama mahasiswi yang lainnya, gadis remaja jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dengan semangat mengajar Al Quran metode Iqro’ kepada anak-anak TPA. Rasa cintanya dengan anak-anak, membuat gadis remaja itu lupa dengan kekurangan yang ada pada dirinya. Hidup di Bandung yang serba kekurangan tertutupi oleh kesibukannya dalam mengajar anak-anak TPA. Aktivitas gadis remaja itu juga memberikan les privat setelah kuliah di sore hari, berjalan dengan harapan meraih masa depan lebih baik.
Mengajar dan mengaji juga dilakukan oleh gadis remaja itu dari mushola ke mushola lainnya. Jika ada yang membutuhkan bantuan dari suatu musholah, maka dia selalu siap untuk membantu. Dari jalan Sersan Surip, gang Bp. Eni, Sersan Bajuri dan Kapten Abdul Hamid, gadis remaja itu mengajar mengaji dengan penuh suka cita. Harapannya hanya ingin ilmu yang ia dapatkan bermanfaat bagi umat, tiada keluhan transport yang ia keluarkan walaupun memang hidup diperantauan yang ia jalani serba kekurangan. Gadis remaja itu merasa yakin bahwa Alloh SWT pasti akan memberikan jalan yang terbaik bagi yang mengamalkan ilmunya, apalagi ilmu Al Quran kepada anak-anak sebagai generasi islam.
Enam belas ribu lima ratus rupiah honor yang ia terima di Musholah kecil itu, nilai yang sangat besar bagi gadis remaja pada waktu itu yang hidupnya sangat kekurangan. Ia syukuri dengan terus mengajar dengan senang hati, membuat suasana mushola itu riang dengan suara anak-anak polos tanpa dosa. Hanya beberapa bulan saja gadis remaja itu mengajar, ia harus kembali ke kampung halamannya untuk mengamalkan ilmu yang telah ia dapatkan dari Kota Kembang Bandung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Gadis temaja yang Sholeha. Keren tulusannya, Bunda. Semoga sukses dan sehat selalu aamiin