Menghargai Sebuah Karya Siswa
Sekolah kami adalah SMP Negeri Satu Atap 2 haurgeulis, sekolah kecil dengan sarana dan pasarana seadanya, himpitan ekonomi terutama di masa pandemi membuat orang tua siswa terpuruk. Hingga banyak diantara siswa yang harus banting tulang membantu kedua orang tuanya untuk mencari nafkah. Tidak sedikit di antara mereka ynag tidak mempunyai ponsel android hingga merasa kesusahan dalam mengikuti kegiatan belajar secara online. Mereka mengharapkan kapan badai segera berlalu agar-agar anak-anak tidak ketergantungan terhadap benda yang dianggap menyusahkan itu. Anak yang kini menjadi malas belajar, bergerak bahkan aktivitas pribadipun kadang terabaikan. Sungguh ini suatu keadaan yang sangat memprihatinkan terutama dikalangan masyarakat sekitar sekolah di ujung kota kabupaten ini.
Kabar dari pemerintah tentang PTM (Pembelajaran Tatap Muka) disambut baik oleh semua kalangan, terutama para orang tua yang sudah pasrah menghadapi anak-anaknya di rumah. Berbagai persiapan dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua termasuk siswa juga yang sudah merasa bosan di rumah dan selalu mendapat ocehan dari orang tuanya setiap pagi. Kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer di sekolahpun tidak luput dari tindakan dan kegiatan yang menyambut kehadiran siswa di sekolah. Kegiatan yang menyenangkan, belajar yang lebih bermakna dan rasa gotong royong juga ditanamkan oleh kepala sekolah kepada siswa-siswanya di sekolah.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa juga dilaksanakan di sekolah ini, Berbagai aktivitas kompetensi di bidang akademik dan non akademik secara lokal dilaksanakan di sekolah ini. dari lomba membaca atau berliterasi hingga lomba kebersihan dan kelengkapan kelas juga. Aku sebagai kepala sekolah tentu menginginkan sekolah menjadi sekolah yang kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan. Sering sekali aku memberikan reward atau penghargaan untuk siswa dan guru dalam rangka mengatasi learning loss dan teaching loss. Kegiatan Jum’at bersih dan Sabtu gembira adalah kegiatan rutin yang kami lakukan, sekecil apapun yang dilakukan oleh siswa dan guru sebagai seorang pemimpin tentu selalu memberikan penghargaan.
Kegiatan literasi sekolah juga kami lakukan dengan menggerakkan budaya membaca, pojok-pojok baca setiap kelas diadakan untuk merangsang siswa dalam berliterasi. Materi literasi berasal dari siswa oleh siswa dan untuk siswa, mereka ditanamkan untuk menggali informasi dari berbagai sumber untuk dijadikan bahan literasi di kelas. Sehngga kami mengharapkan sekolah literasi akan terwujud dengan puncaknya adalah penerbitan sebuah karya buku. Sungguh senang sekali ketika siswa bisa berkarya dan akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan ketika mereka dewasa. Sekecil apapun karya mereka akan selalu menjadi kebanggaan dan akan selalu aku hargai. Harapan mereka untuk menjadi yang terbaik minimal untuk diri sendiri dapat terwujudkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar