Nur Aisah

Nur Aisah Lahir di Cirebon, 28 Oktober 1973 Bekerja di Indramayu tinggal di Indramayu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ombakpun Ikut Tersenyum

Ombakpun Ikut Tersenyum

Gerimis di minggu pagi memanjakan semua orang yang sedang berlibur dari aktivitas rutinitas. Kejenuhan yang terpancar dari wajah-wajah yang lelah terbaring di peraduan. Tubuh yang ditutupi selimut membuat kehangatan yang semakin menggoda di atas kasur. Bagi buta aku keluar rumah terasa sunyi bagaikan kehidupan di tengah hutan. Aku menengok kanan dan kiri rumah, namun yang ada hanya rintik hujan tiada henti membasahi semua dinding dan bunga-bunga di taman. Aku hanya bisa tersenyum dalam hatiku penuh dengan syukur karena tenaga dan air di rumah lebih hemat. Tanaman pun seolah tersenyum menyambut rintik hujan yang Alloh turunkan kepada mereka.

Aku kembali masuk ke dalam rumah, namun belum lama aku masuk rumah terdengar suara dari luar," Ummi...Ummi...kita jadikan naik sepeda ke pantai Ujung Ori? " teriak anak-anak tetangga dari rumah. Aku tersenyum menyambut kehadiran dan kebahagiaan mereka, " iya jadi dong..." jawabku kepada mereka. Mereka pun bersorak, " asyiik...kita ke laut naik sepeda..." mereka sudah menuntun sepeda di depan rumahku. Suamiku tersenyum melihat tingkah anak-anak kecil yang penuh semangat untuk bersepeda. meskipun hujan rintik-rintik tidak menyurutkan semangat mereka untuk bergembira bersama menuju Pantai Laut Ori.

Aku mengeluarkan sepeda keranjang warna pink yang sudah lama mengurung diri di gudang. Sepedapun seolah ikut tersenyum diajak sang majikan bersama keceriaan anak-anak. Kuayuhkan sepeda pink menuju ke laut bersama anak-anak kecil yang juga anak-anak asuhku di yayasan yang kupimpin. Di perjalanan kita bersorak, bercerita dan tertawa bahagia menikmati pemandangan sawah di sepanjang perjalanan menuju Pantai Laut Ori. Sesekali menyapa orang yang sedang berjalan kaki dan yang berpapasan. Ada diantara mereka mengatakan, ' Ummi hujan, mau ke mana?" aku menjawab sambil tersenyum, " mau ke pantai ayoo ikut..." Ternyata bahagia itu sangat sederhana, mudah dan murah, bahagianya bisa membahagiakan orang lain. Membuat anak-anak bahagia dari kesulitan hidup yang mereka hadapi di lingkungan keluarganya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bersepeda ke pantai, hanya beberapa menit saja kita sampai di pantai. Anak-anak bersorak, " alhamdulillah kita sudah sampai ... Ummi lautnya indah sekali, ombaknya tenang. " Akupun tersenyum melihat mereka begitu bahagia, aku dan anak-anak memarkirkan sepeda ke tempat yang aman. Sebelum bermain-main ke pantai, mereka aku ajak untuk sarapan dahulu agar tidak masuk angin. Sebungkus nasi kuning untuk masing-masing anak aku beli di warung pinggir pantai. Lahap sekali mereka makan aku hanya bisa tersenyum sambil sesekali memberikan semangat untuk mengahbiskan makanan yang aku beli. Mereka bermain di pantai dengan sangat gembira hingga tiada terasa tubuh dan baju mereka basah kuyup. Setelah setengah jam mereka bermain di pantai akhirnya kamipun pulang ke rumah dengan hati yang sangat gembira.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post