Panggilan akrabku adalah Ummi, setiap orang yang sudah merasa dekat denganku pasti menyapaku dengan sebutan Ummi. " Ummi ngga lelah setiap hari bekerja di rumah dan di sekolah? Ummi juga sekarang jadi penulis yang sangat kreatif di tengah kesibukan sehari-hari, " kata salah seorang teman mengajarku dahulu. " Kalau dijalani dengan ikhlas, in Syaa Alloh tidak terasa berat " kataku dengan senyuman. Alhamdulillah kujalani hari-hariku sebagai abdi negara melayani umat di rumah dan di sekolah. Di sekolah mengemban tugas negara dan di rumah mengemban tugas untuk kebaikan umat.

Aku bekerja dengan santai tanpa beban yang harus kutargetkan tetapi aku melangkah penuh dengan harapan agar menjadi insan yang bermanfaat untuk sesama. Tidak banyak yang dapat kusumbangkan selama menjalani sebagai pemimpin sekolah. Waktu luang yang ada aku manfaatkan untuk terus berkarya menulis dan menghasilkan sebuah buku. Setiap hari aku gerakkan tanganku yang sudah kusut di depan laptop. Menyentuh tombol-tombol keyboard yang seolah tidak meronta ditekan terus menerus olehku. Aku mencoba untuk tidak berhenti dalam menulis, meski latar belakang aku bukan dari ahli bahasa atau ahli menulis. Aku seorang guru matematika mencoba untuk berkarya hingga saat ini tidak terasa beberapa buku sudah aku terbitkan.

Mentari bagiku terus tersenyum meskipun langit ditutupi awan mendung. Mentari selalu menyinari hatiku hingga selalu gembira menatap masa depan yang penuh dengan rintangan dan tantangan. Gagal bagiku sudah biasa, kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan. Menghadapi kegagalan bagiku suatu pelajaran agar aku bersiap menyongsong keberhasilan. Selagi mentari masih bersinar, aku akan terus berkarya tidak pandang karyaku dihargai atau tidak. Yang terpenting bagiku aku tetap bahagia dalam aktivitas yang tiada henti.