Masa pandemi covid-19 yang menimpa negeri tercinta ini berdampak ke semua lini kehidupan. Di Kabupaten Indramayu juga terkena imbasnya khususnya dibidang pendidikan. Sejak tanggal 16 Maret tahun 2020, pendidikan di Indramayu diberlakukan belajar di rumah atau BDR yang dilakukan secara online dengan menggunakan akses internet. Jenjang SMP dan SMA mungkin hanya sedikit kendala dalam menggunakan internet khususnya HP android tetapi bagaimana dengan anak usia SD dan TK yang juga diberlakukan belajar online.

Guru-guru dan pemerhati pendidikan berpikir keras dalam menghadapi situasi tersebut. Berbagai cara dilakukan untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan, kurikulum satuan pendidikan dengan segera harus disusun. Pelan tapi pasti hal tersebut harus dilakukan, persiapan mental siswa, guru dan kepala sekolah serta komite juga dilibatkan untuk menghadapi pembelajaran online tersebut. Wali kelas mendata nomor HP yang dimiliki siswa terutama yang android untuk pembelajaran online. Tidak mudah dilakukan dengan cepat perlu waktu untuk penyesuaian belajar online.

Salah satu sekolah di Indramayu adalah SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis yang berlokasi di Jalan Siliwangi 03 Desa Haurkolot Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu terkena dampak dari aturan belajar online tersebut. Data yang didapatkan kepemilikan HP android seluruh siswa yang berjumlah 161 siswa hanya 30% saja yang memiliki HP android itu juga tidak semua dipegang oleh siswa tetapi banyak diantara mereka yang harus bergantian dengan orang tua atau saudaranya. Pada awal diberlakukannya belajar online ini dengan membentuk whatsapp grup tiap kelas yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIIA, VIIIB, IXA dan IXB.

Pembelajaran online di SMP Negeri Satu Atap 2 Haurgeulis ini mempunyai tinjauan sisi positif dan negatif. Segi positifnya adalah guru-guru, tas, siswa dan orang tua lebih awal memahami tentang manfaat internet yang sebelumnya kurang mengerti penggunaan internet pada HP android mereka. Di samping itu juga terdapat efektivitas waktu, karena tidak terbatas jam sekolah, mereka dapat menggunakan akses belajar ini di rumah dan waktu yang lebih luas. Mereka dapat mengakses materi pelajaran bukan hanya yang diberikan oleh guru atau dari buku teks yang sudah disediakan, mereka mencari informasi pelajaran dengan menggunakan manfaat dari google. Ilmu yang didapatkan oleh para siswa lebih luas dan lebih bermanfaat untuk penguasaan ilmu mereka. Guru yang tidak biasa menggunakan pembelajaran online ternyata dituntut harus bisa dan mau menggunakan kecanggihan dari internet ini.

Tinjauan dari segi negatif pembelajaran online di SMPN Satu Atap 2 Haurgeulis ternyata lebih banyak. Di antara segi negatifnya yaitu guru yang tidak mau belajar tentang penggunaan internet akan ketinggalan informasi dan tidak dapat mengikuti pembelajaran online. Siswa yang tidak mempunyai HP android akan merasa ketinggalan informasi, mereka harus menunggu informasi dari temannya. Dampak dari pembelajaran online juga berpengaruh terhadap sikap siswa yang cenderung diam dan menyendiri di rumah, mereka lebih senang bermain games online. Keluhan dari para orang tua juga mereka harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli kuota, walaupun sekolah sudah menyediakan wifi dan internet gratis tetap saja mereka belum bisa menggunakannya dengan bijak. Beberapa keluhan dari orang tua mengatakan mereka menjadi anak pemalas, kurang gerak dan susah bangun pagi karena siswa bermain games online sampai malam hari.

Siswa yang belum dapat menggunakan internet dengan bijak, selalu terlambat menyampaikan tugas yang disampaikan oleh guru. Siswa cenderung menunda-nunda pekerjaan sekolahnya karena mereka merasa tidak diawasi oleh gurunya. Tidak jarang guru harus memberikan teguran berkali-kali dan berkunjung ke rumah siswa untuk memastikan siswa sedang belajar online. Namun hanya sebagian kecil saja mereka yang benar-benar mengerjakan tugas-tugas belajar onlinenya. Orang tua yang kurang peduli terhadap pembelajaran online ini mungkin akan menyebabkan anak menjadi tidak peduli terhadap pembelajaran online ini. Orang tua yang peduli juga merasa lelah dan repot menghadapi pelajaran-pelajaran yang diberikan guru serta harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anaknya yang mungkin tidak mengerti pelajaran sekarang ini.

Sekolah adalah salah satu tempat untuk mendidik warga sekolah, mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh warganya. Di antara yang dilakukan sekolah adalah memberikan kuota gratis untuk semua guru, sehingga guru merasa terbantu untuk kelancaran pembelajaran online. Wifi sekolah juga dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran online. Sehingga tidak ada alasan untuk guru masalah kuota, mereka selalu diberikan motivasi untuk melaksanakan pembelajaran online oleh kepala sekolah. Siswa yang tidak mempunyai HP android juga difasilitasi oleh sekolah dengan pemberian tugas secara offline di sekolah dengan menerapkan protokal kesehatan. Namun tetap mereka belajar dari rumah, sekolah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk mereka para siswa generasi bangsa. Kepala sekolah terkadang melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk memastikan mereka belajar di rumah.

Pembelajaran online yang mempunyai dampak positif dan negatif perlu diantisapasi keduanya. Sehingga tidak ada siswa yang merasa terabaikan dalam melaksanakan pembelajaran online. Mereka mempunyai hak untuk mendapat pendidikan yang layak. Kepala sekolah dan guru harus menjadi pelayan yang terbaik untuk kemajuan dunia pendidikan dan generasi anak bangsa. Meskipun sulit tetapi tetap harus dihadapi dengan ikhlas dan penuh semangat.