Kau yang tak perduli atau aku yang terlalu ingin diperhatikan? (tantangan ke 6)
Kau yang tak perduli atau Aku yang terlalu ingin diperhatikan?
Pagi-pagi buta seorang mengetuk pintu rumah, terdengar suara ketok tok,tok,tok assalaamu alaikum kakak... waalaikumussalaam saya membuka pintu dan keluar rumah, kenapa dek? Saya kenal dengan wajah ini tapi saya lupa namanya dia anak SMA yang tinggal diasrama tempat saya tinggal, kakak boleh cerita kak? Loh kenapa dek? Ayo masuk dulu kedalam nanti kita cerita di didalam saja, jawabku.
Kakak maaf mengganggu kak, ana mau cerita kakak, awalnya ana dan teman-teman izin ke pasar minggu lalu kak terus kami balik ke asrama terlambat, bapak satpam tidak membolehkan kami mengambil kartu izin keluar kami kak, artinya kartu izin kami di tahan sampai pembina asrama mau menjeput dan memintanya ke Satpam. Kejadian ini sudah berlalu 1 minggu kak, terus kemarin pagi ana mau izin keluar sama teman-teman ke pasar juga kak, tapi sudah ana sampaikan ke pro dan kakak pembina yang lain mereka bilangnya tidak usah keluar dulu pekan depan saja jika ada yang dibutuhkan titip saja ke teman, ana mengiyakan kak, tapi ana tetap saja pergi keluar asrama dan ikut bersama teman kepasar untuk sekedar jalan-jalan dan belanja. Terus malam tadi ana dimarahin sama pro dan kakak pembina yang lain. Bingung mau nyampaikan nasehat atau saran apa, saya mencoba menyampaikan kepada Rina (anak yang datang berkunjung untuk sekedar mencurahkan perasaan yang dialaminya) anti merasa bersalah nda dek? Itu pertanyaan pertama saya, kemudian dia menjawab iya Kak.
Baiklah kalau begitu, kira-kira menurut anti para pembina melarang anti keluar karena mereka sayang agar anti tidak kena pelanggaran aturan kedisiplinan asrama dan sekolah nda dek? Dia menjawab iya Kak. Terus kenapa dek Rina masih keluar juga ? adakah alasan Rina yang bisa membantu Rina? Jadi kakak juga bisa bantu Rina dek?
Hmmm Rina terdiam dan merenung sejenak, beberapa menit kemudian saya memperhatikan wajah Rina sudah dipenuhi air mata, air matanya berlinang-linang membasahi pipinya. Saya membiarkan Rina melepas kesedihannya untuk sementara waktu. Rina mulai bercerita kembali, kakak sebenarnya Rina belakangan ini lagi ada masalah kakak, Ayah dan dan Ibu mau pisah, Rina bingung mau ikut ayah atau ibu? Kalau Rina ikut ibu, nanti ibu bakalan susah ngurusin Rina sama adek-adek Rina kak. Kalau ikut ayah bingung juga kakak, punya ibu tiri baru, belum tentu nanti ayah bisa sayang sama Rina, banyak hal yang menjadi pikiran Rina kakak. Tapi Nanti ibu susah sendiri ngurusin adek-adek juga..apalagi Ibu juga punya penyakit kakak. Makanya Rina pengen keluar dari asrama mencari suasana agar hilang sedikit pikiran-pikiran yang ada kak.
Tanpa mempertanyakan kondisi keluarganya Rina saya bilang Rina sabar ya dek... Rina kakak berusaha memahami kondisi anti dek, tapi anti maukan dek minta maaf sama Pro dan kakak pembina yang lain ya dek. Kalau rasanya tidak nyaman untuk bercerita dengan para pembina asrama tidak apa-apa, Rina boleh istikhoroh saja dulu,mau tinggal sama siapa terus Rina juga harus bicara dengan ayah nanatinya rencana ayah bagaimana? Terus Rina juga harus tanya ibu bagaimana saran ibu dek. Nanti kalau ada yang mau Rina ceritakan sampaikan saja sama kakak ya....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
tulisan yang menginsprasi, saya tunggu tulisan berikutnya, semoga tambah sukses
Kasihan Ana, semoga ada jalan terbaik baginya... ceritanya mengingata kisah di pondok...
Wah keren karyanya buk,ditunggu karya berikutnya ,jngn lupa follow akun saya ya
makasi pak. Ok pak
makasi pak. Ok pak