Koneksi Antarmateri 2.1 CGP Angkatan 9
Koneksi Antar Materi
Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Nurajijah, S.Pd. CGP Angkatan 9
SMP Negeri 3 Wanasari. Kabupaten Brebes
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Nurajijah, S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Brebes. Saya akan memaparkan Koneksi antar materi Modul 2.1 berisikan kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas. Serta bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Kemudian menjelaskan keterkaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
Apa yang Anda pahami mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid dengan pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Atau dengan kata lain Pembelajaran Berdiferensiasi adalah Pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Mengapa kita melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi? Karena ..
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas Merespon kebutuhan belajar murid dengan diferensiasi konten, produk dan proses Lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar Manajemen kelas yang efektif Penilaian berkelanjutan / on going assessment Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid. Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif
Apa saja strategi Pembelajaran Berdiferensiasi?
1. Diferensiasi Konten (terkait apa yang kita ajarkan pada murid)
Adalah mendiferensiasikan materi pembelajaran kepada murid berdasarkan kebutuhan, dilihat dari kesiapan belajar murid secara konkret -- abstrak, minat belajar murid dengan mempersiapkan topik atau materi sesuai minat siswa, profil belajar siswa sesuai gaya belajar, audio, visual, atau kinestetik.
2. Diferensiasi Proses (Mengacu pada bagaimana murid memahami materi)
Adalah usaha untuk membantu murid memahami materi pembelajaran dengan memberi beberapa kegiatan atau scaffolding sesuai dengan kebutuhan murid.
3. Diferensiasi Produk (Terkait bukti yang menunjukkan apa yang murid telah pahamiProduk berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan, pidato, diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
Untuk menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, guru terlebih dahulu Memetakan Kebutuhan Belajar Murid. Kebutuhan belajar murid di antaranya adalah :
1. Kesiapan Belajar (Kesiapan belajar/readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru) (lambat-cepat, konkret -- abstrak, mandiri - bantuan, minat murid, profil belajar murid yang meliputi gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan)
2. Minat Belajar (Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran)
Dalam minat belajar maka terdapat "Cocokkan" yaitu mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran, "Koneksikan" berarti menunjukkan koneksi antar materi pembelajaran, "Jembatani" yaitu menjembatani pengetahuan awal dengan pengetahuan baru, dan "Memotivasi" yang memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar.
3. Profil Belajar (merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.)
Belajar murid juga dengan mengidentifikasi yaitu bisa visual (belajar dengan melihat), auditori (belajar dengan mendengarkan), kinestetik ( belajar sambil melakukan), kecerdasan majemuk (multiple intelegences), visual ke spasial, musical bodily kinestetik, logic matematika.
KONEKSI ANTAR MATERI
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Filosofi Pendidikan KHD
Fiosofi Pembelajaran KHD menegaskan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid dan menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi kepada kebutuhan murid dan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Dalam memetakan kebutuhan belajar murid dibutuhan guru yang memiliki nilai reflektif terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid; harus inovatif membuat media pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan murid; dan harus mampu berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua murid untuk mendapatkan informasi tentang karakter belajar murid. Peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Visi Guru Penggerak
Guru Penggerak memiliki Visi untuk melakukan perubahan positif pada pembelajaran yang berpihak pada murid. melalui strategi pendekatan Inquiry Apresiatif, guru akan menemukan kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya. Kaitan dengan visi guru penggerak, seorang guru penggerak tentunya memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Budaya Positif
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk atmosfir lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif terwujud karena adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar.
Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif yaitu :
Komunitas belajar setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai Murid merasa aman, menciptakan murid berani dalam mengemukakan pendapat Ada harapan bagi pertumbuhan yang ditunjukkan murid. Pertumbuhan setiap murid berbeda-beda walaupun hanya sedikit guru tetap mengapresiasinya. Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan, pengalaman belajar mendorong murid lebih cepat, sedikit melampaui apa yang telah dikuasainya, guru memberikan dukungan sehingga murid tidak merasa frustasi tetapi mencapai kesuksesan. Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata. Semua murid berhak mendapatkan perlakuan yang sama di dalam kelas.
Demikian pemaparan dari saya akan koneksi antarmateri modul 2.1, semoga hal ini dapat bermanfaat untuk saya ke depannya, dan pemaparan ini bermanfaat juga untuk rekan-rekan yang sedang mengikuti Program Guru Penggerak. Mohon maaf apa bila dalam penyampaian ini masih belum sempurna. Terimakasih.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar