Mau Dibawa Kemana Nasib Anak Bangsa???
Mau Dibawa Kemana Nasib Anak Bangsa???
#Tagur Menulis ke - 38#
Mediaguru
Tak terasa sudah menjelang setahun lamanya pandemi Covid di berbagai negara ini. Semua sektor ikut lumpuh, mulai dari industri, perdagangan, bahkan smpai sektor pendidikan.
Yang menyedihkan adalah sektor pendidikan dimana seharusnya anak layak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang wajar dan normal. Semuanya seperti disulap , karena secara tiba tiba anak harus mendapatkan pengajaran yang daring atau online. Padahal secara logika saja pengajaran baru bisa optimal apabila langsung tatap muka, sehingga ada chemistry antara guru dan siswa. Yang membuat siswa mudah memahami materi yang diberikan.
Apalagi jika dalam pembelajaran daring memerlukan paket data yang digunakan untuk menghubungkan dengan media sosial baik itu Watshapp, atau dengan platform aplikasi yang lain. Paket data harganya tidak murah, tetapi sangat bisa dirasakan apabila tidak mempunyai penghasilan yang tetap.
Akibat yang ditumbulkan oleh pandemi Covid juga dirasakan oleh pegawai swasta yang kelebihan tenaga kerja. Sehingga otomatis sangat dirasakan oleh para orang tua atau wali siswa yang tidak lagi bisa bekerja akibat di berhentikan.
Lalu bagaimana untuk menghidupi keluarga, apalagi ditambah harus memenuhi paket data putranya.
Bagi mereka yang kurang peduli terhadap pendidikan anaknya maka dengan tega tidak membelikan pulsa , sehingga anak juga tidak bisa ikut pembelajaran daring.
Ada sisi lain karena pbelajran daring banyak berhubungan dengan dunia Maya sehingga salah digunakan momen untuk belajar itu. Bukan pembelajaran yang diikuti tetapi banyak lari ke game online yang sangat membuat siswa merasa senang dan nyaman.
Lalu satu tahun selama ini, anak anak bagaimana nasibnya?
Pendidikan karakter yang seharusnya didapat dari gurunya, tidak akan didapatkan. Pendidikan akhlaqnya juga sangat tidak maksimal.
Karena anak - anak banyak dilingkungan rumah masing- masing.
Pergaulan mereka juga sangat dikhawatirkan, karena teman sebaya bukan lagi anak - anak seusianya dan tidak berpendidikan. Masyarakat umum yang mereka ajak untuk bergaul. Rasa malas menjadi alasan utama jik disuruh belajar. Sungguh memprihatinkan.
Sungguh ironis jika kita menginginkan anak - anak kita tumbuh sebagai generasinyang bisa dihandalkan.
Prihatin hati, prihatin jiwa, prihatin segalanya.
Lalu mau dibawa kemana nasib anak - kita kita?
Akankah menjadi lulusan atau wisudawan berlabel pandemi atau..???
Ya Allah kami berharap dan berdoa semoga segera dibebaskan dari Covid dan semua bisa berjalan secara normal seperti sedia kala.
#harapan dan doa semua manusia#
# bebas Corona dan bisa kembali normal#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga keadaan normal kembali demi kemajuan Indonesia. Salam hangat Bund. Sukses selalu...
Amin..inggih Bu Umi
Menjadi permasalahan kita bersama. Tetap berjuang dan sabar. Semoga semua segera berlalu. Amin. Salam sukses, Bu.
Amin..makasih Bunda
Amin yra, Semoga ujian cepat berlalu aktivitas manusia dapat kembali normal.salam literasi
Amin makasih bu
Semoga covid cepet berlalu....kasihan nasib anak bangsa......
Inggih leres Bu
Vaksin sdh di mana mana Bun .semoga bulan pertengahan Maret sdh bisa tatap muka, covid datang tgl 17 Maret 2020 berarti 18 Maret 21 covid juga harus pulang bun
Amin...ibu semoga saja
Semoga segera berlalu masa COVID ini, dan kembali normal.. aamiin.
Amin Bun..matur nuwun attensinya
Bagus sangat faktual kita semua prihatin bunda..salam literasi
Inggih Bu..sangat prihatin terhadap kondisi saat ini
Ya.. benar..kadang menegur siswa lewat wa mengenai tugas siswa..kadang ga mempan..keren bun
Inggih Bu saestu
Benarr, realitaa sekali. Kita orang tua bingung nasib anak anak .
Iya benar..makasih bu