Nurani Ike

I wanna be what I wanna be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Je T'aim (Ketika Cinta Berlabuh)
canva.com

Je T'aim (Ketika Cinta Berlabuh)

Suasana malam di kapal yang aku tumpangi layaknya sebuah plesiran mewah ala kaum Borjouis. Orang-orang di sekitarku begitu tenang menikmati air yang tak beriak sama sekali. Namun, hati-hati. Seperti pepatah "air tenang menghanyutkan". Tampaknya pepatah itu benar adanya. Air yang tenang itu, membawaku pada lamunan masa silam. Masa yang entah akan bisa aku putar kembali atau tidak. Hanya alur dari Yang Mahakuasalah penentunya. Penentu segala kehidupan. Apakah akan berputar atau maju tanpa menengok ke belakang.

***

[Aku tunggu kau di dermaga]

Sebuah pesan masuk.

[Ya]

Kubalas singkat.

***

Tiga puluh menit kemudian, kapal berlabuh di sebuah dermaga. Itu artinya, perjalanan kami berakhir. Tujuan kami sudah hampir tercapai.

Seorang lelaki telah menungguku. Aku agak pangling dengan penampilannya. Mungkin karena remang malam menutupi figur aslinya.

"Capek ya?" tanyanya.

Aku hanya menyunggingkan senyumku. Senyum yang biasa. Tidak ada istimewanya. Sangat biasa malah.

"Makan dulu, yuk?" ajaknya.

"Boleh."

***

Tak banyak kata yang bisa kuucapkan padanya. Ini semua karena aku baru pertama kali bertemu dengannya. Aku takut jika aku salah ucap.

Setiba di sebuah restoran, dia melangkah mantap menuju sebuah tempat duduk yang agak ke dalam. Dia melewati banyak meja, tetapi belum berhenti di meja mana pun.

"Di sini kita akan makan. Lihatlah! Di sini, pemandangan malam akan jelas terlihat."

Sembari menarik kursi untuk kududuki, dia mengoceh tentang keindahan restoran ini.

"Kau suka?"

"Yeah, I like it."

"Baguslah."

Aku terdiam. Tepatnya terpaku pada keindahan suasana malam ini. Hingga tak kusadari kalau lelaki yag baru saja kukenal itu sudah tidak ada di sampingku lagi.

"Ke mana dia?" batinku.

Aku celingukan. Mencari-cari sosoknya. Jantungku berdegup kencang. Baru aku sadari kalau tempat yang kami datangi tadi sangat sunyi. Sepi. Seolah tak berpenghuni.

Aku pun segera bangkit dari tempat dudukku. Aku sudah hendak berlari. Namun, sebuah tangan menggenggam erat pergelangan tanganku dan seakan menarikku kembali ke tempat dudukku. Aku meronta. Kakiku sudah akan aku ayunkan untuk berlari. Menjauh. Keluar dari tempat yang sunyi dan menyeramkan.

"Aaaaaaaahhhhhhh."

***

"Sandra...Sandra," panggil seseorang.

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Buram. Tampak bayangan seseorang di hadapanku. Dia berbaju putih.

"Ah, semua buram," pikirku.

"Sandra, kau aman di sini," ucapnya.

"Aku di mana?"

"Kamu di rumah sakit. Seseorang memperdaya kamu."

"Kamu siapa?"

"Aku Johan. Ingat kan? Aku yang menjemputmu di dermaga."

"Johan? Dermaga?" Aku kehilangan ingatanku.

"Iya. Saat kamu turun dari kapal, kamu sudah linglung. Ada yang memperdaya kamu. Kamu dibius. Entah apa tujuannya. Untung saja sudah sampai di dermaga, dan kamu sudah dekat di tempat aku menunggumu. Tak lama kemudian, kamu limbung. Dan meronta tidak jelas."

Aku berusaha mengingat semuanya. Namun, aku gagal.

"Kalau kamu sudah merasa baikan, kita pulang sekarang. Bagaimana?"

Aku mengangguk. Dia meraih tanganku untuk membantuku berdiri. Lalu, memapah aku menuju mobilnya.

"Kamu siapa? Kenapa kamu begitu perhatian padaku?"

"Nanti kalau sudah sampai di rumah, kamu akan tahu."

Sungguh malam yang membingungkan. Ada apa dengan aku ini? Mengapa saat bertemu dengan laki-laki ini seolah semuanya tidak jelas? Siapa sebenarnya dia? Ada maksud apa dia menjemputku dan memperlakukan aku sedemikian rupa? Beribu pertanyaan berkecamuk di benakku yang sedang lemah dan agak lupa ingatan.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Terasa melaju dengan tenang, setenang hati dan pikiranku sekarang. Aku pun terlelap. Lelap dalam larutnya malam yang makin menjelang.

#Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post