Kata Terakhir
#PENTIGRAF 1
Pagi ini, begitu dingin. Kutatap pemandangan di hadapanku. Begitu indah. Begitu sejuk di mata. Tatapanku aku alihkan ke lelaki di belakangku. Dengkuran halusnya terdengar naik turun teratur. Ada keraguan untuk mendekatinya dan membangunkannya.
Aku panggil namanya untuk membangunkannya. Dia bergeming. Masih terlelap dalam buaian mimpinya. Entah ini mimpi etape keberapa. Tampak dia menggeliat pelan. Lalu membuka matanya sedikit dan agak silau. Kemudian dia duduk. Diam. Membisu. Hanya tatapan matanya seolah bertanya “ada apa?”.
“Mas, jika memang kamu tak lagi ingin bersamaku, aku akan pergi dari kehidupanmu,” ucapku lirih. Serta merta dia memelukku. Erat. Membenamkan wajahku ke dadanya yang bidang. Tak banyak kata. Namun, aku tahu, pelukan itu kata terakhir darinya.
Home Sweet Home, 21 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren, Bu.
matur nuwun, Ibu.
keren.. hehe aku belum mencoba berpentigraf
ayo, dicoba Pak
Pentigraf yg mengundang keharuan...
sedang melow Bu
Wow...kayak gini ya bu. Singkat, padat, dan jelas.
saya juga belajar dari contoh Pak Tengsoe Bu. Perhatikan contoh dari Pak Tengsoe
Mantap, Kak.
berbobot ya?
Keren bu
kamsia Pak
Keren mbak.
Oh..... kerren bun salam literasi
terima kasih Ibu
Mantap mbak...hhmm jadi sedih..
cup cup
Mantul Bu...
terima kasih Ibu
Mantul