Nurani Ike

I wanna be what I wanna be...

Selengkapnya
Navigasi Web
LUKISAN SEPASANG JALAK BALI
https://www.google.com/search?q=jalak+bali

LUKISAN SEPASANG JALAK BALI

Pagi ini aku diminta ke gedung pertemuan di ujung bumi perkemahan. Itulah tempat Kak Dewa dan kontingen dari Bali berkumpul dan berdoa bersama untuk umat agama Hindu. Namun, saat aku tiba di sana, aku tidak menemukan sosok laki-laki yang aku ingin temui. Di sana hanya ada gadis seusia Kak Dewa. Tampaknya dia teman satu kontingen Kak Dewa.

"Kak, saya mau ketemu Kak Dewa. Dia ada?" tanyaku pada gadis itu.

"Oh, ini Kak Yeni ya? Tadi Kak Dewa menitipkan lukisan ini pada saya. Katanya mau diambil sama Kak Yeni."

"Terus Kak Dewa di mana Kak?"

"Dia sedang berdoa bersama di dalam."

Aku memandangi gedung di belakang teman Kak Dewa yang katanya dipakai untuk berdoa bersama.

"Ya udah Kak, makasih ya."

Aku berlalu. Gontai rasanya perjalananku kembali ke camp-ku. Kudekap erat lukisan sepasang jalak bali ini. Aku teringat kata-kata Kak Dewa dua malam sebelum perpisahan kami. Dia ingin memberikan hasil karyanya berupa lukisna kepadaku.

***

"Yen, aku melukis jalak bali lo. Nanti kalau udah selesai pameran, lukisannya buat kamu ya," ucap Kak Dewa di malam pameran se-Indonesia.

"Beneran nih?"

"Iya. Buat kenang-kenangan."

"Makasih ya, Kak."

"Besok aku ke tendamu ya. Aku bawain ke tendamu."

Kami pun berpisah karena Kak Dewa ada perlu dengan kontingennya. Aku pun bergabung dengan teman-teman dari kontingen Jawa Tengah.

***

"Yen, tadi ada cowok yang cari kamu. Dari Bali dia katanya," kata Mbak Yumi.

"Iya to, Mbak? Terus sekarang di mana?"

"Nggak tahu. Tadi sih langsung pergi aja. Pamit terus pergi."

Aku kalut. Itu pasti Kak Dewa. Dia mencariku. Aku juga mencari dia di tendanya. Kami saling mencari dan tidak bertemu lagi sampai lukisan itu diserahkan lewat temannya. Hanya secarik kertas berisi pesan agar aku menemuinya di gedung pertemuan di ujung bumi perkemahan dekat pintu masuk buper. Lukisan sepasang jalak bali itu adalah kenangan terakhir aku dan Kak Dewa. Hingga detik terakhir kami tidak saling bertemu.

Home Sweet Home, 27 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren. Mantap cerpennya. Salut pd penulisnya

28 Jun
Balas

Matur nuwun Pak

29 Jun

Jadi.... Sebenarnya Kak Dewa gimana kondisinya? Apa sudah tiada? Duh... Rasanya penasaran... Kalau ini tamat mengantung Dan bikin tebak-tebakan... Tapi toss! Keren!

27 Jun
Balas

Masih hidup. Cuma nggak ketemu aja sampai di detik terakhir saat janjian

28 Jun

Bagus ceritanya bu.

28 Jun
Balas

makasih Bu

28 Jun

kereeen

27 Jun
Balas

Makasih Bu

28 Jun

Makasih Bu

28 Jun

Wuih keren buk

28 Jun
Balas

Makasih Ibu

29 Jun

Makasih Ibu

29 Jun

kak dewanya ke mana...

27 Jun
Balas

Lagi berdoa dan harus pulang ke rumah masing2

28 Jun

Lagi berdoa dan harus pulang ke rumah masing2

28 Jun

Kalau belum ketemu ayo ke bali, mbak ike. Nanti saya bantuin cari Kak Dewa hehe...keren novelnya

01 Jul
Balas

Ok punya ceritanya. Ga ada terusannya nih ?

27 Jun
Balas

Beda seri mungkin nanti

28 Jun

Beda seri mungkin nanti

28 Jun

Keren ceritanya Bun...

27 Jun
Balas

Mokasih Bu

28 Jun



search

New Post