Dahsyatnya Shodaqah
Edisi tulisan kali ini, sengaja dibuat dalam rangka membersamai siswa untuk membuat tulisan tentang dahsyatnya pahala Shodaqah. Bisa dalam bentuk pengalaman pribadi atau cerita pengalaman orang lain.
Dalam QS.Al Baqarah ; 261 dijelaskan:
" Perumpamaan orang -orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah, seperti perumpamaan sebutir biji, yang menumbuhkan 7 tangkai, setiap tangkai seratus biji. Dan Allah melipatgandakan bagi siapa saja yang dikehendaki.Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui "
Sungguh ini pengalaman pribadi yang sangat melekat, dan cerita inilah yang hampir selalu saya sampaikan kepada siswa atau santri untuk menggugah hati agar jangan lagi ada perasaan enggan atau berat untuk bershodaqah, sebagaimana ayat tersebut.
Di Suatu siang yang sangat terik, datanglah seorang pengemis berjenis kelamin perempuan. Karena masih mau ke kamar mandi, Tia anak perempuan nomor dua, kuminta untuk mengambil beras di tempat penyimpanan beras. Kebetulan ada 4 kantong plastik berisi sekitar 3 -4 kg beras, pemberian sanak famili yang sedang panen. Tanpa basa-basi, Tia mengambil salah satu kantong plastik beras itu. Dan menyerahkannya pada si pengemis. Sekejap setelah mengucapkan terima kasih, sang pengemis perempuan itu pergi.
Keluar dari kamar mandi Tia memberi tahu, bahwa si pengemis sudah diberi satu kantong plastik. Dengan mata membelalak sedikit kaget mendengar penuturan Tia, " Berarti satu kantong beras berisi 3 kilo itu kamu berikan semua Nak?" nada suara meninggi memperhatikan Tia yang berjalan tanpa ekspresi.
" Iya Ummi, sekantong beras itu", jawabnya polos.
Padahal biasanya, setiap ada pengemis, cukup dengan setengah kilo beras kuberikan. " Hem... biarlah, semuanya sudah berlalu" batinku mendamaikan suasana.
Selang keesokan harinya, tanpa diduga- duga, rombongan satu mobil datang bertandang ke rumah, mereka ingin berbagi hasil panen beras dengan membawa satu karung beras. Dan kejadian seperti ini terjadi sampai 4 hari berturut-turut. Ya Allah.." Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Tak henti -henti bibir ini berucap syukur atas segala karuniaMu. Inilah salah satu bukti kebenaran perumpamaan Allah dalam ayat di atas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar