Nur Azizah

(SMAN 1 Koto Salak, Dharmasraya, Sumbar)

3 Desember, pukul 06.23 Narita International airport (NIA), Tokyo, sangat dingin, dinginnya terasa sampai ke tulang, ternyata jaket yang dipakai tidak cukup untuk menghangatkan badan, terlalu dingin untuk orang Indonesia, karena memang Indonesia terletak di daerah tropis sehingga tidak mengalami siklus musim gugur seperti ini. Suhu sekitar 4-8 oC. Dua orang panitia dengan ramah menyambut kedatangan delegasi Indonesia untuk mengikuti Jenesys Short Program To Japan selama 2 minggu.

Program Jenesys adalah program jangka pendek yang merupakan program persahabatan Jepang dengan negara-negara di kawasan Asia Timur yang bertujuan menciptakan dan memperdalam rasa saling mengerti/memahami di antara para remaja tentang kultur masing-masing. Para remaja terbaik yang beberapa tahun ke depan diharapakan akan menjadi pemimpin di negara mereka masing-masing. Program ini juga memberikan kesempatan kepada guru atau kepala sekolah SMA untuk berangkat bersama para pelajar ke Jepang.

Program Jenesys ini diikuti oleh 7 negara yaitu : Indonesia, New Zealand, India, Philipina, Malaysia dan Thailand. dengan masing-masing negara mengirimkan 6 guru dan 60 siswa sebagai peserta.

Jepang adalah negara maju yang masih ketat menganut adat ketimuran, sangat menghargai norma-norma dan adat-istiadat mereka, sangat saling menghormati, tidak ada jabat tangan manusia dewasa beda jenis dan selama mengikuti program, kecuali di forum-forum internasional. Walaupun Jepang adalah negara maju, tapi kebudayaan ketimuran mereka tidak ikut mengalami metropolitisasi.

Sebelum kegiatan, para peserta dibagi perkelompok yang terdiri dari 1 orang guru dan 10 siswa siswa yang di gabung menjadi Country mix (CM). Sekitat jam 8 pagi peserta digiring menuju Kyoto, sekitar 2,5 jam perjalanan dengan menggunakan Shinkansen dari Tokyo. Sebelum ke Kyoto peserta menginap di Otsu. Pemandu yang sangat mengenal medan membuat begitu banyak informasi yang didapat sehingga agak susah mencatat semuanya.

CM 3, Indonesia, New Zealand, Fhilipina, Australia, Malaysia, India, dan Thailand

Kegiatan yang cukup padat dan melelahkan, tapi tetap saja menyenangkan, karena semua peserta dari Indonesia sudah dibekali beberapa hari di kemendikbud Jakarta termasuk mengenal kultur Jepang dan bahasa untuk percakapan sederhana sehari-hari.

Bagaimana bisa ikut program ini? Berangkat dari rangkaian tes yang cukup banyak dan tentu saja tidak bisa disiapkan semalam. Termasuk riwayat hidup berupa track record selama menjadi guru, akhirnya men-syukuri tentang banyaknya kegiatan keguruan, pengembangan diri, dan kegiatan kemasyarakatan yang diikuti sebelum dan selama menjadi guru, kegiatan-kegiatan yang dapat menjadi bekal untuk melangkah ke kegiatan berikutnya.

Bekal yang semua guru dapat menyiapkannya secara mandiri, memotivasi diri sendiri sebelum memotivasi orang lain di sekitarnya, termasuk dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dengan berbagai kegiatan seperti apa yang disyaratkan dalam Permenneg PAN & RB NOMOR 16 TAHUN 2009 yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya Inovatif.

Selain itu, menyiapkan bekal dapat juga dengan mengikuti banyak ajang lomba untuk melihat kemampuan diri, bersiap dengan konsekuensi kemenangan atau kekalahan dalam berbagai ajang lomba tersebut, menyiapkan banyak pengetahuan baru yang diperlukan sesuai dengan tupoksi, mengembangkan skill tambahan secara otodidak atau belajar langsung dengan ahlinya, termasuk penguasaan bahasa asing, minimal untuk komunikasi sehar-hari, menulis banyak hal termasuk artikel, buku, materi ajar, juga berbagi ilmu dengan banyak orang melalui diseminasi hasil penelitian, seminar atau inhouse trainning.

Hal yang tidak kalah penting adalah memiliki tujuan dan target prestasi, mencari peluang-peluang magang atau short course luar negeri, membangun networking untuk informasi yang lebih luas. Sehingga menyiapkan dan mengumpulkan bekal berupa prestasi demi prestasi guna meraih mimpi-mimpi menjadi lebih mudah dan lebih terbuka.

Termasuk lolos dalam rangkaian tes sebelum mengikuti program Jenesys ini, seperti merupakan hadiah dari rangkaian kegiatan menyiapkan bekal dalam menjemput takdir mengunjungi beberapa kota di Jepang seperti Hiroshima, Tokyo, dan beberapa kota lain, termasuk Kyoto, kota bersejarah di Jepang, tempat kerajaan berpusat sebelum pindah ke Tokyo. Kyoto dengan pegunungan yang penuh dengan pohon mapel, beberapa kuil yang sangat kuno, daun-daun pohon yang berwarna warni pada musim gugur, membuat pemandangan bertambah menabjubkan, a great Autumn.

Keindahan alam yang membuat semakin bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, walau tetap saja banyak kendala selama kegiatan, termasuk belajar cepat tentang fasilitas yang tidak pernah ditemui di negara sendiri, kota bawah tanah, diskusi dengan peserta dari berbagai negara, juga adaptasi dengan pola hidup di negara maju, maka menuliskan hal ini merupakan salah satu usaha untuk memotivasi diri lebih banyak dan memotivasi orang lain sehingga dapat melakukan hal yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Juga mengajak semua orang meyakini bersama bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, ayo terus menyiapkan bekal, semoga sukses.