Tag hari ke-19

Seorang wanita tentunya memimpikan menjadi ratu dalam rumah tangganya, disayangi, dimanja, diperhatikan, dan sebagainya. Namun bagi sebagian wanita hal itu tidaklah mereka dapatkan setelah mereka berkeluarga. Banyak diantara para wanita apa yang mereka impikan itu benar-benar hanya sebuah mimpi belaka..

Salah seorang teman dengan deraian air mata bercerita bahwa dia merasa tidak sanggup lagi menanggung beban hidup yang menghimpit. Suaminya tidak bekerja,

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terpaksa dia bekerja sebagai buruh cuci atau pekerjaan apapun yang bisa dikerjakannya.

Lain lagi cerita teman saya yang lain. Kelelahan selalu menemaninya setiap hari. Hari- harinya disibukkan dengan mengajar di sebuah sekolah negeri yang masuk pukul tujuh pagi sampai pukul tiga sore.

Pulang sekolah disibukkan lagi dengan pekerjaan rumah yang menguras tenaga, memasak, menyuci pakaian,membereskan rumah, mengurus anak-anaknya yang masih keci-kecil dan pekerjaan rumah lainnya. Malamnya dia belum bisa dengan segera mengistirahatkan tubuhnya karena harus menyiapkan kebutuhan untuk esok harinya, seperti menyiapkan seragam sekolah anak-anaknya dan bahan-bahan yang akan dimasak untuk besok paginya.

Sementara suaminya seorang supir travel tidak lagi bekerja karena semenjak covid penumpang sepi. Di rumah kerjanya siang hari hanya tidur - tiduran, malamnya duduk di kedai kopi. Ketika istrinya minta tolong mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan seperti mencuci piring atau memandikan anaknya malah kata - kata kasar yang keluar dari mulutnya.

Miris sekali kita melihat kondisi wanita pada masa sekarang ini. Sejatinya mencari nafkah itu adalah kewajiban suami. Kalaupun istri bekerja membantu mencari nafkah hendaknya suami tidak berlepas tanggung jawab.

Kewajiban mencari nafkah bagi suami telah dijelaskan Allah dalam Alquran:

وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Artinya: "Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (istri) dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya," (QS Al-Baqarah 233).

Selain itu, rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjelaskan dalam sebuah hadis yang artinya:

“Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rezeki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami),’’ (HR Muslim 2137)

Ayat dan hadis di atas telah menerangkan dengan tegas bahwa seorang suami hukumnya wajib memberikan nafkah kepada istri, walaupun istri telah mempunyai pekerjaan layak dan gaji besar namun, tetap saja suami harus memberikan nafkah untuk istrinya.

Jika istri juga bekerja mencari nafkah selayaknyalah saling membantu dalam pekerjaan rumah tangga, tidaklah akan menjadi hina apabila seorang suami ikut membantu pekerjaan rumah yang ringan. Banyak kaum laki-laki yang tidak tahu dan menganggap hal ini remeh dan sepele.

Rasulullah telah mencontohkan bagaimana berakhlak kepada wanita dalam rumah tangganya, Beliaupun tidak malu untuk membantu pekerjaan istrinya di rumah. sebagaimana hadits nabi menjelaskan:

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, at “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa dalam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari, no. 6039)

Terlepas dari itu semua membantu istri di rumah akan membuat seorang suami makin dicintai. Tak percaya? Silakan buktikan dengan membantunya saat masak, saat berbelanja, termasuk juga dalam mengurus anak-anak.