Nurbaiti

Wanita berhijab ini, tinggal di Jakarta Timur, aktifitasnya sebagai pendidik dan pengajar di SMA Negeri 61 Jakarta. Kepo dengan ilmu yang berhubungan denga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cara Menilai Kelebihan dan Kekurangan Guru

Cara Menilai Kelebihan dan Kekurangan Guru

#Tantangan Menulis

Hari ini, hanya mengajar dua jam saja. Begitu masuk ruang guru, saya mendudukan diri di kursi . sepuluh menit lagi kegiatan tadarus akan dimulai. Saya mendahuluinya. Membuka Al-Qur’an dan melanjutkan bacaan kemarin.

Saya menutup Al-Qur’an selesai membaca berapa lembar. Entah kenapa beberapa hari ini merasa sok sibuk. Terlewatkan membacanya. Hiks. Benar juga ya, iman kadang naik turun.

Sementara menunggu bell pergantian mata pelajaran, beres-beres dululah. Buang-bungin yang tidak dibutuhkan. Ada satu “bendel” kertas di dalam map, isinya tulis tangan anak-anak. Desember 2019. Lumayan lama. Dua tahun lebih satu bulan.

Hampir empat puluh lembar saya baca. Beberapa ditulis seperti ini: Disiplin, murah senyum, menjelaskan materi mudah dimengerti, ramah, alim, suka bercerita kisah islami, peduli, empati, suka membimbing bacaan Al-Qur’an, mudah berkomunikasi, mudah mendapatkan nilai bagus dan sering memberikan nilai bonus”. Lembaran demi lembaran terus saya baca, ada yang sama ada yang berbeda menulisnya.

Walau tulisan anak-anak ini sudah saya baca dua tahun yang lalu. Tetap pingin baca lagi. Buat introspeksi dan evaluasi diri sendiri. Kalau di atas mereka anggap sebagai kelebihan, dan yang ini kekurangannya: sering menyingkat-nyingkat kalau menulis, kadang tulisannya kurang terbaca, suka menyindir, kadang suaranya kurang terdengar, menjelaskan materi pelajaran cepat, suka ngasih tugas banyak, pelit nilai, kalau bicara ‘dalem’. Waduh... saya jadi tertawa. Separah inikah saya? Iya kali ya? Astagfirullah. Ternyata oh ternyata.

Dalam hati kecil, saya berterimakasih sama anak-anak yang sudah jujur menulis. Hebatnya anak-anak NASA ini, menulis dengan bahasa yang santun. Walaupun itu kritikan. Mereka tidak lupa minta maaf dulu sebelum menulis. Mantap.

Setiap akhir semester saya sering meminta anak-anak menulis sejujurnya tentang penilaian diri. Baik diri sendiri maupun orang lain. Mereka saya minta menulis kelebihan dan kekurangan masing-masing. Juga kelebihan dan kekurangan saya sebagai guru mereka, dimata mereka tentunya.

Hal ini sangat bermanfaat buat saya. Seakan berdiri di depan cermin. Melihat sisi baik untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Dan berusaha memperkecil bahkan menghilangkan apa yang saya anggap tidak baik menurut penilaian anak-anak. tidak usah gengsi untuk mengakui kekuarangan apalagi kesalahan.

Malaka III, Selasa 25 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yups...betul Bunda jangan malu untuk melihat kekurangan kita...sikses selalu

26 Jan
Balas

terimakasih Bun udah mampir. Sehat selalu

26 Jan

mencerahkan,... salam literasi

26 Jan
Balas



search

New Post