Nurbaiti

Wanita berhijab ini, tinggal di Jakarta Timur, aktifitasnya sebagai pendidik dan pengajar di SMA Negeri 61 Jakarta. Kepo dengan ilmu yang berhubungan denga...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jangan membaca Surah Sungsang Dalam Shalat

Perjalanan ke rumah kak Aya melewati waktu magrib. Kami memutuskan untuk shalat Magreb dulu baru melanjutkan perjalanan.

Kami singgah ke sebuah mesjid dipinggir jalan Medan-Banda Aceh. Mesjid ini baru dibangun. Kami masuk setelah terlebih dahulu berwudhuk. Jamaahnya belum banyak. Bisa dihitung jari. Tak lama kemudian, para jamaahpun berdatangan. Ada dua saf. Dan jamaah ibu-ibu satu saf pendek.

Shalat berjamaah akan segera dimulai. Suara Takbiratul Ihramnya Imam terdengar jelas. "Allahu Akbar" Para jamaah tidak ma ketinggalan, terus mengikutinya. Suara Imam terdengar lagi. Membaca surah Al-fatihah, dan melanjutkan bacaan surah Al-Kafirun (surah ke-109).

Pada rakaat kedua, setelah surah Al-fatihah, Imam membaca surah Asy-Syarh (surah ke-94). Kalau kita dengar sekilas tidak ada masalah. Bacaannya bagus. Bagus banget malah.Tajwid, Fashahah, makhrijul huruf dan nadanya keren betul.

Setelah selesai shalat, aku mendengar seorang jamaah berbicara dengan imam. Mereka ngobrol berdua. Baru kulihat, ternyata imamnya masih sangat belia mungkin usia dua puluhan. Sementara bapak jamaah lawan bicaranya sudah berumur. Nampaknya sudah kepala enam.

Melihat "gaya-gayanya" aku berpikir anak muda ini lulusan pesantren dan hafidz Al-Qur'an. Entahlah. Aku hanya nebak.

Meraka berdua bersalaman. Nampak akrab, seperti ayah dan anak kalau dilihat dari wajah mereka.

"Maaf ya ustadz, bolehkah saya menyampaikan sesuatu?" Tanya jamaah tadi dengan sopan. Mereka berdua ngobrol dipojok Mesjid. Sementara aku, mendengar dibaliknya, karena sedang menunggu suami yang masih di dalam Mesjid.

"Boleh Pak, silakan." Jawab Imam itupun penuh hormat.

"Tadi hati saya bergetar ketika mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur'an dalam shalat, bacaannya bagus" lanjut sang jamaah.

"Alhamdulillah. Terimakasih Pak." Balas Imam.

Tadi saya berpikir pada rakaat kedua, surah yang baca bukan surah Asy-Syarh. Mungkin surah An-Nash, Al-Lahab, Al-Ikhlas, Al-Falaq atau An-Nash.

"Iya Pak, tadi saya berpikir masih banyak jamaah jadi saya baca yang lebih panjang." Alasan Imam.

"Gini. Setahu saya, Adab membaca ayat atau surah dalam shalat mengikuti nomor surah, bukan panjang pendeknya ayat. Jika rakaat pertama kita baca surah ke-109, maka pada rakaat kedua yang dibaca surah sesudahnya, boleh 110,111,112,113 atau 114.

Lebih baik dibalik, rakaat pertama surah ke-94, surah ke-109 pada rakaat kedua. Jadi tidak tidak "sungsang". Kurang santun dengan Al-Qur'an.

Imam harus fokus dengan bacaannya, tidak usah berpikir jamaah yang baru datang. Kita kan tidak melihat mereka, lanjut sang jamaah.

Mungkin jamaah ini, seorang imam. Kelihatan dari cara memberi tahunya, Tetap sopan walau usianya tiga kali lebih tua dari Imam.

Maaf ya, say menyampaikan sedikit yang saya tahu, takut berdosa kalau tidak memberitahu" Jelas jama'ah itu dengan senyum ramahnya.

Aku diam-diam dapat ilmu. Ternyata Adab itu tidak hanya diterapkan di luar shalat tapi dalam shalatpun adab itu dipakai. Masyaallah, Islam memang agama yang paling sempurna. Allahu Akbar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat hari raya idul fitri 1445 H, mohon maaf lahir dan bathin bund

14 Apr
Balas



search

New Post