Nurbaiti

Wanita berhijab ini, tinggal di Jakarta Timur, aktifitasnya sebagai pendidik dan pengajar di SMA Negeri 61 Jakarta. Kepo dengan ilmu yang berhubungan denga...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Pinter Ngaji

Suara alunan bacaan Alquran sudah terdengar melalui speaker di luar ruang guru guru yang pertama mendampingi anak-anak di kelas.

Pacaran bacaan surah al-kahfi dibacakan dari Central ruang piket dan diikuti oleh anak-anak di kelas.

Bu Ana turun masuk ke kelasnya kebetulan guru jam pertama di kelasnya sedang rapat. Bu Ana mendampingi ingin anak-anak saat tadarus. Ketika sampai di pintu kelas, dari celah pintu Bu Ana mengintip ke dalam. Anak-anak banyak sibuk sendiri belum ada Alquran di atas meja Mereka sibuk dengan HP, dan beberapa ngobrol di belakang.

Bu Ana membuka pintu dan memberi salam menyadari wali kelasnya sudah masuk ke kelas cara spontan anak-anak mempersiapkan diri untuk tadarus menuju ke rak belakang lemari untuk mengambil Alquran yang mereka simpan. Bu Ana tidak marah, beliau hanya menanyakan kepada anak-anak Kenapa tidak membaca Alquran.

Alasan mereka masuk akal. Suara dari speaker tidak tembus ke kelas jadi alasannya mereka tidak bisa mengikuti suara dari Sentral.

Bu Ana mengajak anak-anak untuk membaca bareng bareng surah al-fatihah sebelum membaca surah alkahfi. Setelah selesai membaca surah Al-fatihah, anak-anak diminta untuk membuka surat ke-18 surah alkahfi mulai dari ayat pertama.

" kita akan membaca bergiliran, satu orang satu ayat kecuali jika ayatnya sangat pendek maka dua ayat" begitu penjelasan Bu Ana kepada siswanya.

Lalu dengan komando Bu A biar anak secara bergiliran membaca satu ayat bersambung dengan teman yang lainnya kecuali siswi yang berhalangan.

Sebenarnya momen ini sudah sangat Ditunggu oleh Bu Ana dari dulu. Sebagai wali kelas Bu sejauh mana anak-anak bisa membaca Alquran. Itu terus berjalan dah beberapa orang membaca jika bacaannya salah Bu Ana membenarkan dan bacaan diulang oleh siswanya. Begitulah sampai semua Mendapat giliran.

" Ibu mau nanya sama kalian, tolong Jawab dengan jujur ya" katanya di depan anak-anak.

"Kenapa kalian banyak yang tidak bisa membaca Alquran?"

Lama tidak ada yang menjawab. "Kamu kenapa nggak bisa baca Alquran" tanya Bu Ana pada Daus, paling depan.

Tidak ada jawaban yang jelas dari Daus. Dia mengatakan jarang membaca Alquran gurunya tidak ada.

"Bahasa Inggris beda ditulis beda dibaca, tapi kalian bisa. Kalian ada juga yang terampil membaca bahasa Jepang, bahasa Mandarin, tapi kenapa bahasa Arab kurang bisa? Lanjut Bu Ana. Ibu ini heran, bingung juga melihat anak-anak ini, Kenapa susah banget membaca Alquran? Dia kecewa sama anak-anak. Hanya beberapa orang saja yang mampu membaca alquran dengan baik dan benar, tidak sampai 5 orang.

"Ayolah anak-anak. Kalau bukan sekarang mau kapan lagi. Kita bisa belajar membaca Al-Qur'an melalui YouTube juga. Sekarang media untuk itu sudah banyak. Tinggal kitanya aja, mau atau gak?

Akhirnya Bu Ana memutuskan untuk membaca Alquran bareng-bareng, Bu Ana membaca dahulu sepotong-sepotong, kemudian anak-anak mengikutinya. Setiap ada tanda waqaf Bu Ana menjelaskan. Begitu juga Panjang pendeknya. Dibaca. Tidak banyak waktu sih, yang penting Bu Ana sudah mau mulai mengajak anak-anak untuk membaca Alquran setiap hari.

Mudah-mudahan dengan cara begini anak-anak mau belajar membaca Alquran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post