Semua berawal dari sebuah niat yang kuat ingin menjadi Dosen Matematika. Cita2 itu telah tertanam dari kecil. Waktu itu seorang teman mengajariku bagaimana mengerjakan bilangan pecahan. Dia mengajariku dengan sabar, selangkah demi selangkah. Eh..ternyata matematika itu mudah. Berawal dari rasa cinta terhadap matematika, saya mulai percaya diri untuk menjadi ahlinya. Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Sejak saat itu kemampuan matematika saya semakin meroket. Saya salalu unggul untuk pelajaran yang menyeramkan bagi sebagian orang tu.

Ketika saya tamat dari SMU, saya pun mempersiapkan diri saya untuk berkompetisi masuk jurusan pendidikan matematika di UNSYIAH. Saya belajar dengan sungguh-sungguh, siang dan malam. Memang tipe saya selalj belajar dengan serius dan tekun jika punya keingan. Bisa dikata saya tipe yang ambisius. Namun, saya mengalami kegagalan. Saya dinyatakan tidak lulus jurusan pendidikan UNSYIAH. Saya merasa kecewa, saya down. Saya menangis dalam kesendirian, ditambah lagi saya dikatai "begok" alias bodoh oleh kakak saya. Sudah biasa sayq dinyinyirin oleh kakak saya yang satu itu, tapi kali ini sangat menyakitkan. Saya merasa mimpi saya menjadi dosen matematika akan kandas.

Dalam situasi hati yang galau, saya pun berwidhuk dan mengerjakan shalat fardhu. Saya berfikir mana tau saya mendapat ketenangan. Hanya mingingat Allah hati ini akan menjadi tenang sepenggal ayat itu saya ingat betul. Hasbunallah wa ni'malwakil. Setelah shalat, saya pun berdiskusi dengan mamak saya. Tak habis akal, mamak saya berkata untuk melanjutkan kuliah di Universita Serambi Mekkah. Sekolah swasta yang tidak jauh dari rumah. Saya pun menuruti nasihat orang tua saya. Tak diyana saya mendapat peringkat pertama dalam test masuk untuk jurusan pendidikan Matematika. Ini menambah optimis dalam diri saya akan masa depan yang sudah mulai kabur akibat kegagalan sebelumnya.

4 tahun pas, saya pun telah menyelesaikan kuliah saya. Alhamdulillah saya mendapat prediket cum laude. Saya pun ditawari menjadi dosen di USM. Akhirnya! Saya pun merasakan bagaimana menjadi dosen.

Berlanjut.........

BNA, 17 April 2020